Pasar kalut, obligasi Medco beri bunga gede



JAKARTA. Kondisi pasar obligasi yang belum membaik berimbas pada penawaran obligasi baru. Obligasi Medco Energi Internasional III Tahun 2012 harus memberikan kupon tertinggi dari penawaran yaitu di 8,75%. Pada masa penawaran emiten berkode MEDC memberi kisaran 7,75% - 8,75%. Obligasi tenor 5 tahun ini memang berhasil terjual sesuai target Rp 1,5 triliun.

Obligasi ini akan segera tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 20 Juni 2012. Penjamin emisi obligasi ini ada PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT Standart Chartered Securities Indonesia. Sayangnya, saat dikonfirmasi manajemen dan penjamin emisi tidak mau menyebut, penyebab pemilihan bunga obligasi di level tertinggi.

Pada analis bilang tingginya kupon yang diberikan karena yield Surat Utang Negara (SUN) acuan sedang naik. Ariawan, analis obligasi Mega Capital Indonesia, mengatakan kenaikan yield SUN ini membuat ekspektasi investor lebih tinggi terhadap kupon obligasi korporasi. “Yield SUN tenor 5 tahun saat ini (14/6) 5,5%. Sekitar 325 basis poin di atas SUN acuan. Saya pikir menarik bagi obligasi rating AA-,” papar dia.


Ariawan menambahkan, saat ini korporasi sedang berlomba-lomba menerbitkan obligasi sehingga Medco memberi kupon yang atraktif untuk menarik investor.

Ariawan sendiri menilai saat ini permintaan terhadap obligasi korporasi sedang meningkat. Hal ini tak lain karena yield SUN sudah rendah. Obligasi korporasi pun dilirik karena memberikan imbal hasil yang kompetitif. “Volatilitasnya pun tidak terlalu tinggi dibanding SUN. Bagi investor yang mempunyai horizon investasi jangka panjang, mereka lebih tertarik masuk obligasi korporasi,” jelas dia.

I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities mengatakan, investor melirik obligasi korporasi karena SUN benchmark harganya masih tinggi dan masih volatile. Karena itu, investor minta imbal hasil tinggi juga dari obligasi korporasi. Selain itu kinerja Medco juga masih belum bagus. "Sumur minyaknya sudah tua jadi cukup sulit meningkatkan produksi,” terang dia.

Meski begitu, prospek emiten masih bagus ke depannya. “Kalau eksplorasi sumurnya berhasil, ini bagus buat kenaikan rating obligasi. Investor obligasi ini juga akan melihat cash flow Medco seperti apa,” terangnya.

Tren obligasi korporasi saat ini menurut Made masih cenderung memberi imbal hasil tinggi. “Berbeda dibanding kuartal pertama, kupon yang ditawarkan relatif rendah,” kata dia.

Tapi tingginya kupon saat ini masih lebih rendah dibanding penutupan tahun lalu. Made memberi contoh obligasi Bank Permata. Tahun lalu menerbitkan obligasi tenor 7 tahun kupon 11%. Tahun ini Permata juga menerbitkan obligasi tenor sama dengan kupon 8,9%. “Ini kesempatan melanjutkan obligasi korporasi tahun ini. Permintaan masih cukup tinggi, terlihat ada yang lebih dari target,” kata dia.

Ariawan memperkirakan saat ini waktu bagus bagi korporasi menerbitkan obligasi, karena yield SUN masih rendah. “Sehingga kalau korporasi menerbitkan obligasi, cost of fund mereka tidak terlalu tinggi dibanding mencari pendanaan di bank,” kata dia. Selain itu dia menduga, kenaikan kupon tidak terlalu signifikan. Karena yield SUN tidak naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana