Pasar keuangan meriang tersulut Eropa



JAKARTA. Kondisi Eropa memanas lagi. Disetujuinya bail-out bagi perbankan Spanyol memantik kembali kecemasan pasar terkait masa depan penyelesaian krisis Eropa.

Maklum, Spanyol merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar Uni Eropa. "Persepsi bahwa pemerintah Spanyol cepat atau lambat akan membutuhkan talangan, itu menakutkan pasar," kata Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai Securities, Ahad (22/7).

Bail-out perbankan Spanyol sudah diperkirakan pasar. Namun, yield obligasi Spanyol terus meroket di atas 7%. Negeri Matador itu lama-lama bisa kesulitan mengakses pasar finansial sehingga akhirnya butuh talangan juga. "Peluang negara Eropa lain meminta bail-out juga terbuka," imbuh Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management.


Ketakutan inilah yang menghempaskan seluruh indeks saham di Amerika Serikat (AS), akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average, Nasdaq, S&P 500 Index, serempak terpuruk. "Masalah ada di mana-mana," ujar Tom Wirth, Senior Investment Officer Chemung Canal Trust.

Jenuh beli

Merahnya bursa Negeri Paman Sam dipastikan akan menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hari ini. "Indeks bisa menyentuh support 4.000 hingga ke 3.950," kata Felix.

Relatif sepinya volume transaksi di bursa domestik juga turut melesukan atraksi IHSG. Di bulan Agustus, investor mulai keluar dari bursa. "Ketidakpastian tinggi, terlalu berisiko ambil posisi buy atau hold. Lebih baik cuci gudang," jelas Felix. Perkiraan dia, setelah libur Lebaran usai, bursabaru normal. Akhir pekan lalu, IHSG ditutup turun 0,37% menjadi 4.081, 20.

Reza menilai, sentimen Spanyol akan makin menderaskan aksi ambil untung investor yang sudah terjadi belakangan. "IHSG dinilai sudah di area jenuh beli," katanya.

Ellen May, Praktisi Pasar Modal, menjelaskan, dari sisi teknikal, IHSG telah menyentuh resistance di 4.100, sehingga berisiko turun. Ditambah sentimen negatif Eropa, peluang koreksi indeks makin besar. "Trader sebaiknya profit taking dulu," katanya.

Namun, dia optimistis, indeks belum akan terjun di bawah 4.000, pekan ini. Prediksi Ellen, setelah Lebaran atau di kisaran September, IHSG berisiko terperosok ke 3.900.

Di sisi lain, analis menilai, merambatnya lagi harga minyak terpicu embargo Barat pada Iran, tidak berpengaruh pada bursa. Saham komoditas bisa tertiup sentimen positif, tapi tidak signifikan. "Permintaan batubara saat ini belum bagus," jelas Ellen.

Felix menambahkan, tinimbang minyak, pelaku pasar kini malah mengkhawatirkan krisis pangan di AS. "Jika kenaikan harga pangan terjadi lama, tidak baik efeknya bagi bursa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah