Pasar keramik tahun 2014 diprediksikan stagnan



JAKARTA. Kenaikan harga produk keramik mengancam pertumbuhan pasar keramik di tahun 2014. Pelaku industri memprediksi, pasar keramik tahun 2014 tidak akan tumbuh lebih tinggi dari tahun ini, yakni sekitar 400 juta meter persegi (m²).

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri dan Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan, tahun depan industri keramik dihantui kenaikan harga jual produk lantaran kenaikan beban produksi, seperti upah buruh dan biaya energi. Nilai tukar rupiah yang melemah juga mendorong peningkatan beban industri ini. "Masih ada beberapa komponen bahan baku yang diimpor," jelasnya, Senin (16/12).

Untuk mengkompensasikan kenaikan beban produksi ini, kata Elisa, produsen keramik kemungkinan bakal menaikkan harga jual produknya sekitar 10%. Imbasnya, ia bilang, permintaan keramik domestik diperkirakan bakal terpengaruh.


Tahun ini, penjualan keramik di pasar domestik diperkirakan hanya akan mencapai 400 juta meter kubik. "Tahun depan sepertinya tidak akan lebih baik dari tahun ini," kata Elisa. Dengan kata lain, pada tahun 2014 permintaan keramik di pasar domestik bakal stagnan.

Sebelumnya, Rudi Suyanto, Direktur PT Arwana Citramulia Tbk juga mengatakan, kenaikan harga jual sangat mungkin dilakukan perusahaan bila beban produksi makin tinggi. "Kenaikan upah buruh dan beban energi bisa mendorong penyesuaian harga," katanya.

Menurut Rudi, kemungkinan perusahaan berkode emiten ARNA ini bakal kembali mengerek harga jual keramiknya rata-rata 10% di tahun 2014. Asal tahu saja, pada semester I-2013 lalu, perusahaan ini telah mengerek harga jual keramik rata-rata sekitar 11%-15% menjadi Rp 31.200 per m².

Tidak hanya itu, Rudi juga berharap, pasar properti di tahun 2014 bisa stabil sehingga permintaan keramik tidak anjlok terlalu dalam. Terutama, kata Rudi, pasar keramik untuk segmen menengah ke bawah yang menjadi target pasar Arwana Citra Mulia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi