Pasar keuangan bergejolak, mata uang kripto ikut berguguran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen negatif tampaknya tak hanya menggoyang pasar keuangan konvensional, seperti pasar saham dan obligasi, serta nilai tukar mata uang negara berkembang, tetapi juga pasar mata uang kripto (cryptocurrency). Sejak awal bulan, bitcoin semisal, telah merosot lebih dari 12%.

Mengutip Bloomberg, Kamis (6/9) pukul 19.30 WIB, nilai bitcoin tercatat pada posisi US$ 6.388,48. Harga mata uang kripto paling tenar sedunia itu jatuh 8,07% dari posisi pada hari sebelumnya. Sementara, jika dihitung sejak awal tahun, bitcoin telah anjlok 55,36%.

Mata uang ethereum juga merosot hingga menyentuh level terendahnya sejak Februari 2018 lalu. Nilai ethereum, Kamis (6/9) pukul 19.30 WIB tercatat sebesar US$ 223,33. Sejak awal tahun, nilai mata uang Ethereum justru merosot lebih dalam yaitu 72,18%.


Head of Business Strategy Coinone Indonesia, Sheila Suekto tak menampik penurunan yang terjadi pada nilai bitcoin dan ethereum. Harga bitcoin di situs Coinone juga terkoreksi 3,19% menjadi Rp 96,81 juta, sedangkan ethereum stabil di level Rp 4,2 juta lantaran memang belum lama diperjualbelikan di platform tersebut.

"Harga koin, seperti bitcoin atau ethereum di Indonesia memang selalu akan mengikuti perubahan tren dari pasar global saat ini," kata Sheila kepada Kontan.co.id, Kamis (6/9). Menurutnya, saat ini ada sejumlah sentimen yang membuat harga mata uang kripto melemah.

Sheila menyebut, kelesuan harga mata uang kripto tidak terlepas dari sentimen volatilitas yang terjadi di pasar saham AS maupun di pasar keuangan negara berkembang. Selain itu, secara spesifik, harga bitcoin jatuh setelah Goldman Sach menunda rencananya membuka bitcoin trading desk lantaran belum jelasnya peraturan kripto di AS.

"Ke depannya, harga aset kripto masih akan mengalami fluktuasi sesuai dengan perkembangan industri ini. Setiap berita baik akan mendorong terjadinya kenaikan harga dan begitu pula sebaliknya," ujar dia.

Menurutnya, masih ada sejumlah sentimen positif yang berpotensi mengangkat kembali harga mata uang kripto, seperti kian maraknya penggunaan blockchain pada perusahaan-perusahaan berbasis teknologi dan informasi (IT). Sheila mencontohkan, Google telah menyatakan akan menggunakan ethereum data set ke dalam platform big data milik perusahaan.

Selain itu, "perusahaan aplikasi Line juga berencana membuat token kripto sendiri, serta anak usaha aplikasi Kakao yang akan membangun jaringan private blockchain," papar Sheila.

Hingga Kamis (6/9), berdasarkan informasi pada situs Coinone Indonesia, tercatat volume perdagangan bitcoin di platform tersebut mencapai Rp 19,61 juta. Sementara, volume perdagangan ethereum baru sekitar Rp 840.200

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat