Pasar Keuangan Membaik, Aliran Modal Asing Diproyeksi Kian Deras di Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pada tahun 2022 berdampak pada negara berkembang, termasuk Indonesia.

Akibat kenaikan suku bunga tersebut, arus modal asing hengkang dari pasar keuangan Indonesia. Dolar AS pun makin perkasa sehingga membuat Rupiah melemah.

Pada tahun 2023, Kantor Riset Ekonomi Makro ASEAN+3 (AMRO) melihat masih ada kemungkinan risiko hengkangnya asing dari Indonesia. Namun, AMRO yakin risikonya akan mengecil.


Dalam dokumen AMRO Annual Consultation Report Indonesia edisi April 2023, lembaga tersebut mengungkapkan ini seiring dengan ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed yang tak akan terlalu agresif.

Baca Juga: Bahlil Optimistis Ekonomi Indonesia di Kuartal I Tumbuh 5%, Ini Pemicunya

Buktinya, arus masuk ke pasar keuangan Indonesia baik obligasi maupun di pasar saham sudah mulai terlihat.

Data Bank Indonesia (BI) teranyar menunjukkan, pada pekan keempat April 2023 ada aliran modal asing masuk sebesar Rp 6,02 triliun.

Ini terdiri dari beli neto Rp 3,81 triliun di pasar surat berharga negara (SBN) dan beli neto Rp 2,21 triliun di pasar saham.

AMRO juga yakin, Indonesia akan makin tahan banting terhadap dampak negatif dari kebijakan di AS bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Naik 16,5%, Realisasi Investasi di Kuartal I 2023 Tembus Rp 328,9 Triliun

Pasalnya, posisi eksternal Indonesia makin kuat, didukung oleh alat intervensi yang lebih banyak, dan kepemilikan asing yang lebih rendah atas obligasi pemerintah berdenominasi rupiah.

Namun, bukan berarti Indonesia aman seutuhnya. Tetap ada risiko arus masuk yang berbalik bila data menunjukkan inflasi AS tak menurun sehingga The Fed terus menaikkan suku bunga kebijakannya dalam periode yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari