Pasar keuangan membaik, dana kelolaan industri reksadana melesat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya pasar keuangan dalam negeri pada bulan Juli mendorong kenaikan dana kelolaan atau assets under management (AUM) industri reksadana.

Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM industri reksadana bertambah Rp 8,72 triliun pada bulan Juli lalu menjadi Rp 468,72 triliun. Adapun secara year to date (ytd), AUM industri ini melonjak 4,52%. Tapi angka ini belum termasuk reksadana berbasis dollar Amerika Serikat dan reksadana penyertaan terbatas (RDPT).

Memang pertumbuhan AUM di bulan Juli lalu cenderung tinggi. Apalagi, hampir seluruh jenis reksadana mengalami kenaikan nilai AUM, termasuk reksadana saham, pendapatan tetap, dan terproteksi yang mempunyai dana kelolaan di atas Rp 100 triliun.


Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, kenaikan dana kelolaan reksadana saham didukung oleh penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 2,37% sepanjang Juli lalu. Penguatan tersebut menguntungkan bagi reksadana saham dari sisi kinerja. Hasilnya, nilai aset reksadana ini turut terangkat.

Faktor yang sama berlaku pada reksadana pendapatan tetap. Penguatan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 0,82% berdampak positif terhadap dana kelolaan reksadana tersebut.

Sementara itu, reksadana terproteksi juga berhasil mencatatkan kenaikan dana kelolaan hingga Rp 2,37 triliun menjadi Rp 119,66 triliun pada Juli silam.

Menurut Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich, kenaikan pada AUM reksadana terproteksi didorong oleh banyaknya produk anyar yang diterbitkan manajer investasi sepanjang bulan lalu. "Juli lalu ada 36 reksadana baru yang diluncurkan, 21 produk di antaranya reksadana terproteksi," imbuhnya, Jumat (10/8).

Memang, di tengah volatilitas pasar saham dan obligasi, beberapa investor memilih fokus untuk berinvestasi di reksadana terproteksi yang notabene menawarkan imbal hasil menarik dan relatif lebih tahan terhadap gejolak pasar.

Waspadai eksternal

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana optimistis, dana kelolaan industri reksadana bisa kembali tumbuh pada bulan Agustus. Salah satunya karena kinerja IHSG masih stabil.

Tapi, industri reksadana masih harus mewaspadai risiko kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September. Wawan bilang, sentimen tersebut bisa kembali memanas di pertengahan hingga akhir bulan nanti.

Namun, karena para investor sudah memprediksi frekuensi kenaikan suku bunga acuan AS di sisa tahun ini, tekanan akibat sentimen ini seharusnya tidak akan terlalu membebani pasar finansial seperti yang terjadi pada kuartal II silam.

Alhasil, nilai dana kelolaan reksadana masih bisa menanjak. "Tekanannya mungkin tidak sebesar dahulu, apalagi inflasi masih rendah dan pertumbuhan ekonomi berhasil naik," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi