Pasar Keuangan Volatile, Pemerintah Rem Penerbitan Surat Utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mengerem penerbitan surat utang. Maklum, kondisi pasar keuangan sedang volatile karena suku bunga global meningkat dan nilai tukar rupiah melemah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerbitan surat utang sampai dengan 30 September 2022 turun 26% dari periode sama tahun lalu atau sebesar Rp 478,9 triliun. Sedangkan pada September 2021 nilai penerbitan surat utang tercatat Rp 647,5 triliun.

Jika dilihat lebih rinci, penerbitan surat utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) neto yang mencapai Rp 470,9 triliun atau turun 29,4% dari periode sama tahun lalu.


“SBN kita secara neto turun 29,4%. Tahun lalu kita menerbitkan Rp 666,7 triliun, tahun ini kita menerbitkan hanya Rp 470,9 triliun,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (21/10).

Baca Juga: Hadapi Resesi Global Tahun Depan, Ini Kebijakan yang Disiapkan Pemerintah

Sri Mulyani mengatakan, penurunan ini dilakukan karena tendensi suku bunga naik dan dolar AS terus menguat. Sehingga kondisi ini akan memberikan volatilas di pasar uang, termasuk juga di surat berharga.

“Cost of fund akan naik. Jadi kalau kita responsnya dengan menurunkan surat berharga ini berarti kita menghindarkan dari risiko gejolak global yang sangat tinggi,” jelasnya.

Di tengah kondisi keuangan yang volatile tersebut, Indonesia masih tetap resilien dengan didukung kinerja APBN yang baik dan langkah antisipatif pengadaan untang.

Langkah tersebut diantaranya, penurunan target penerbitan utang tunai melalui lelang pada kuartal IV 2022. Penerbitan SBN valas akan menyesuaikan kondisi market yang volatile dan kondisi kas yang masih cukup.

Kemudian, melakukan optimalisasi SBN domestik melalui SKB III, penerbitan SBN ritel sebagai upaya perluasan basis investor domestik, dan fleksibilitas pinjaman program.

Lebih lanjut, pembelian SBN oleh Bank Indonesia sampai dengan 18 Oktober 2022 diantaranya, SKB I mencapai Rp 41,55 triliun terdiri dari Surat utang Negara (SUN) rp 22,84 triliun, SBSN Rp 18,72 triliun dengan WAY sebesar 7,05% dan WATM 19,30 tahun. Lalu, SKB III telah mencapai Rp 95,42 triliun.

Baca Juga: Baru Terserap 52,9%, Sri Mulyani Berharap Penyaluran Anggaran PEN Bisa Dipercepat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat