Pasar kondusif, kinerja indeks obligasi negara ungguli obligasi korporasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surat Utang Negara (SUN) untuk sementara mampu memberikan return yang lebih tinggi daripada obligasi korporasi di tengah kondusifnya pasar.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), INDOBeX Government Total Return mencatat pertumbuhan sebesar 9,17% (ytd) ke level 258,18 hingga Jumat (5/7) lalu. Capaian ini lebih dibandingkan INDOBeX Corporation Total Return yang naik 7,91% (ytd) ke level 283,64.

Research Analyst Desmon Silitonga mengatakan, sifat SUN yang cukup likuid membuatnya dapat bergerak fluktuaktif dari sisi harga dan yield. Hal ini ternyata membawa keuntungan tersendiri.


Pasalnya, harga SUN dapat naik secara signifikan dan lebih cepat ketimbang obligasi korporasi begitu pasar obligasi domestik dipenuhi sentimen positif, khususnya sentimen eksternal.

Memang, sentimen eksternal akhir-akhir ini cukup positif bagi pasar obligasi Indonesia. Seperti ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS yang kian besar. Hasilnya, pasar obligasi mendapat stimulus salah satunya berupa dana investor asing yang kembali mengalir masuk.

Sekadar catatan, derasnya capital inflow membuat nilai kepemilikan asing di pasar obligasi pemerintah menggemuk hingga Rp 991,06 triliun per 4 Juli.

“Obligasi negara lebih cepat merespons perubahan kondisi pasar,” ujar Desmon kepada Kontan, Jumat (5/7).

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyampaikan, obligasi korporasi relatif jarang diperdagangkan di pasar sekunder. Nilai kepemilikan asing di obligasi korporasi pun tidak sebanyak SUN.

Tak ayal, pergerakan harga dan yield obligasi korporasi tak terlalu dipengaruhi oleh sentimen-sentimen eksternal, sehingga pertumbuhan kinerja indeks instrumen ini cenderung lambat.

Namun, berkat karakteristik tadi pula obligasi korporasi dapat lebih tahan banting ketika kondisi pasar memburuk.

Hal ini pernah terjadi pada periode bulan Mei lalu manakala indeks obligasi korporasi mencatat kinerja yang lebih unggul daripada indeks obligasi negara. Saat itu, pasar obligasi Indonesia memang tengah dilanda gejolak.

“Kinerja obligasi korporasi sebenarnya tidak turun, tapi cenderung statis sehingga bisa dikejar oleh obligasi negara sewaktu pasar dalam tren positif,” ungkap dia, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto