Pasar koreksi, saham masih jadi pilihan investor Schroders



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar domestik masih terguncang dan bergerak volatile, peluang mengail untung masih terbuka. Baik pasar saham maupun obligasi, keduanya dinilai masih cukup kondusif jika dihadapi dengan strategi investasi yang tepat.

Executive Vice President PT Schroders Investment Management Indonesia M. Renny Raharja mengatakan, tak perlu panik dengan kondisi indeks saham saat ini. Menurutnya, ini justru bisa dimanfaatkan investor dengan horizon jangka panjang untuk melakukan buy on value. "Saham kita masih punya value dengan valuasi yang terbilang sudah sangat murah. Bahkan, mungkin masih bisa lebih murah lagi," ujar Renny, Kamis (5/7).

Renny menilai, tak sedikit investor yang memanfaatkan situasi pasar saham sebagai entry point yang menarik. Selain reksadana campuran dan berbasis obligasi jangka pendek, reksadana berbasis saham masih banyak dijajal investor Schroders.


Dalam mengelola portofolio saat ini, Schroders memang menjadi kian selektif. Renny menilai, sektor-sektor yang masih cenderung aman dan bisa jadi pilihan sekarang antara lain sektor perbankan, telekomunikasi, konsumer, dan komoditas. "Untuk sektor perbankan, hanya perbankan besar seperti BUKU IV. Sektor komoditas juga hanya sebagian saja yang bisa jadi pilihan," tambah Renny.

Bagi investor yang ingin masuk langsung ke pasar saham, sektor-sektor tersebut menjadi yang disarankan. Dengan catatan, investor memiliki horizon investasi yang panjang dan tingkat kebutuhan uang yang tidak mendesak.

Sementara, investor yang profil risikonya dan horizonnya menengah, Renny merekomendasikan untuk masuk ke obligasi pemerintah jangka pendek atau reksadana dengan basis obligasi alias pendapatan tetap, maupun reksadana campuran. "Untuk pendapatan tetap, proyeksi return sekitar 7%-8% untuk durasi pendek," ujar Renny.

Per akhir Juni lalu, dana kelolaan Schroders telah mencapai Rp 83,2 triliun. Sayang, Renny tidak menyebut berapa target dana kelolaan Schroders hingga akhir tahun nanti.

"AUM memang lumayan tergerus secara year-to-date, tapi bukan karena redemption, melainkan karena penurunan indeks," ujar Renny. Adapun, ia melihat, momentum koreksi pasar sekarang banyak dimanfaatkan investor institusi lokal seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun untuk melakukan average down lantaran valuasi yang sudah murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati