Pasar Kripto Ambrol, Harga Bitcoin Terjun Bebas ke Posisi Terendah 6 Bulan Terakhir



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin terjun bebas pada Senin (24/1). Pasar kripto menghadapi gelombang penjualan lain menyusul indeks saham AS menghapus kenaikan awal, menandakan perpanjangan penurunan risiko minggu lalu.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin sempat jatuh ke US$ 32,983,59, level terendah sejak 23 Juli tahun lalu, bahkan ketika indikator teknis mengisyaratkan kondisi oversold.

Hanya, pada Senin 20.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 33.170,4 atau turun 7,31% dalam 24 jam terakhir. Harga mata uang kripto terbesar dari sisi kapitalisasi pasar itu merosot 27,45% sejak awal tahun alias year to date.


Di saat yang sama, harga Ethereum anjlok 12,21% menjadi US$ 2.184,27 dalam 24 jam terakhir, Dogecoin turun 1,2% ke posisi US$ 0,126832, dan Shiba Inu melorot 1,42% jadi US$ 0,000019.

Baca Juga: Sempat Bangkit, Harga Bitcoin dan Mata Uang Kripto Lain Kembali Jatuh

Menurut CoinDesk, Ethereum bisa segera melihat death cross seperti Bitcoin, persilangan bearish dari rata-rata pergerakan 50 dan 200 hari. Bitcoin telah turun lebih dari US$ 10.000 sejak konfirmasi crossover negatif awal bulan ini.

Putaran aksi jual terbaru terjadi setelah Goldman Sachs memperkirakan langkah pengetatan bank sentral AS, The Fed yang lebih cepat jika inflasi terus meningkat. 

Ketegangan geopolitik yang meningkat antara AS dan Rusia bisa menambah tekanan bearish di sekitar aset berisiko secara umum, termasuk Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

"Kami melihat risiko (Federal Open Market Committee) ingin mengambil beberapa tindakan pengetatan di setiap pertemuan sampai gambaran inflasi berubah," kata Ekonom Goldman Sach David Mericle dalam catatan kepada klien, seperti dikutip CoinDesk.

Goldman Sach memperkirakan empat kenaikan suku bunga 0,25 basis poin untuk tahun ini. 

Editor: S.S. Kurniawan