KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aset kripto mulai
bullish. Sepekan terakhir hingga Minggu (12/11) pada pukul 14.32 WIB, harga bitcoin (BTC) menguat ke US$ 37.130 atau naik 5,63% dan ethereum naik 9,18% ke US$ 2.056. Secara akumulasi, sejak awal tahun harga BTC naik 124,32% dan harga ETH naik 71,74%. Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga aset kripto didorong efek ETF Bitcoin.
"Keputusan disetujuinya ETF BTC ini diprediksi akan diberikan pada 10 Januari 2024 mendatang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (11/11).
Baca Juga: Keluarkan Peringatan Kritis, Robert Kiyosaki Terus Membeli Bitcoin Lalu, adanya keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25% hingga 5,50 juga memicu sentimen bullish. Hal ini juga membantu BTC dan koin lainnya untuk mencapai level tertinggi baru setiap tahunnya. Kemudian untuk ETH, salah satu penyebab kenaikannya adalah adanya pengajuan ETF ETH oleh Blackrock ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) agar terdaftar dalam bursa saham Nasdaq. CEO Triv Gabriel Rey melanjutkan, harga aset kripto masih berpotensi lanjut menguat. "Dalam sejarah pergerakan harga bitcoin sejak bullish market 2017, jika BTC sudah kembali bullish akan sangat jarang untuk mengalami retraksi atau penurunan besar," katanya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Bertahan di Level US$35.000, Bagaimana Prospeknya ke Depan? Secara teknikal, ia melihat support BTC berada di level US$ 35.000. Sementara resistance di level US$ 40.000. Kedua analis menilai investor masih sempat untuk masuk. Investor disarankan menerapkan strategi cicil atau dollar cost averaging (DCA). "Dengan menggunakan teknik DCA membantu investor untuk membeli aset kripto potensial secara berkala, sehingga menciptakan konsep investasi yang konsisten dan sehat setiap bulannya," tutup Oscar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto