Pasar Kripto Panik, Harga Bitcoin Anjlok 20% Usai ETF Bitcoin Disetujui



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi harga Bitcoin (BTC) baru-baru ini menciptakan kepanikan di pasar aset kripto. Nilai Bitcoin telah turun selama dua minggu terakhir karena beberapa investor menjualnya, setelah peluncuran ETF Bitcoin awal bulan ini.

Mengutip Coinmarketcap, Kamis (25/1) pagi ini, harga Bitcoin bergerak dalam kisaran US$38.900 atau telah turun 20,6% dari level tertinggi sekitar US$49.000 yang terjadi pada 11 Januari, setelah Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menyetujui ETF Bitcoin Spot.

Kerugian ini telah menghapus sebagian dari kenaikan besar yang terjadi akhir tahun lalu, saat banyak yang berharap peluncuran ETF akan menarik lebih banyak investor ke Bitcoin. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menganggap harga Bitcoin saat ini sangat penting di US$40.000, dan banyak yang khawatir bahwa pasar bearish akan berlanjut hingga halving pada bulan April mendatang.


"Penjualan besar-besaran oleh FTX melalui Grayscale dan kondisi pasar kripto yang belum positif telah mempengaruhi harga Bitcoin. Terdapat juga rumor bahwa FTX sedang menjual GBTC senilai US$900 juta, yang mungkin menjadi penyebab penurunan harga," jelas Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (25/1).

Baca Juga: Bitcoin Turun di Bawah US$ 40.000, Lanjut Koreksi atau Rebound?

Selain itu, pada akhir bulan ini, Bitcoin akan menghadapi volatilitas kondisi makroekonomi karena data ekonomi Amerika akan dipublikasikan. Data ini mencakup PDB kuartalan dan data inflasi Personal consumption expenditures (PCE). Jika kedua data ini positif, Dolar AS mungkin akan menguat secara sementara, mempengaruhi pergerakan Bitcoin.

Menurut Fyqieh, ketidakpastian terkait data ekonomi Amerika ini juga membuat sulit untuk memprediksi pemulihan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Ada kemungkinan harga Bitcoin akan tetap berada di sekitar US$40.000 hingga Februari 2024.

"Sehingga untuk saat ini belum ada kepastian terkait pemulihan karena masih banyaknya ketidakpastian di pasar. Kemungkinan besar tujuan saat ini berada pada US$36.000 jika kondisi pasar masih terus memburuk menjelang Februari nanti," ujarnya.

Saat ini, arah pergerakan harga Bitcoin sangat bergantung pada penutupan grafik mingguan yang sedang berlangsung. Grafik tersebut telah menunjukkan bahwa harga Bitcoin telah menembus batas bawah konsolidasinya yang kuat di sekitar US$40.000, menunjukkan kemungkinan volatilitas lebih lanjut di bawah angka tersebut, bahkan berpotensi turun hingga ke US$ 36.000.

Baca Juga: Bitcoin Terus Tertekan Setelah Persetujuan ETF Spot

Fyqieh mengamati, kejelasan mengenai tren harga ini diperkirakan akan muncul minggu depan, terutama setelah pengumuman kebijakan suku bunga dari The Fed di akhir Januari. Para trader dan investor cenderung menunggu situasi menjadi lebih pasti karena saat ini Bitcoin berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil dengan volume transaksi yang menurun.

Jika terdapat berita positif dan harga BTC berhasil kembali di atas US$ 40.000, maka ada peluang bagi Bitcoin untuk memulihkan posisinya dan kembali bergerak naik dalam kisaran konsolidasinya antara US$ 40.000 dan US$ 44.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi