KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) tampil mengesankan di pembukaan awal tahun 2023. Pada pperdagangan Selasa (2/1) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin melesat ke atas US$ 45.000 dengan mencatatkan penguatan sebesar 5,87% dalam 24 jam terakhir. Pergerakan Bitcoin awal pekan ini melesat setelah bergerak stabil selama seminggu terakhir dalam kisaran US$ 42.000 - US$ 43.000. Bitcoin kembali melanjutkan tren positif, setelah harga naik lebih dari 160% selama tahun 2023. Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan, secara pergerakan harga, sejak akhir pekan lalu Bitcoin berhasil rebound support trendline hingga melesat ke harga US$ 45.116 pagi ini. BTC kini berpotensi akan menuju ke US$ 45.500.
“Apabila BTC menembus level tersebut, maka target selanjutnya berada di angka US$48.000. Sebaliknya, jika gagal menembus harga $45.500 maka potensi melemah ke support terdekat di US$44.500,” ungkap Panji dalam siaran pers, Selasa (2/1). Baca Juga:
Harga Bitcoin Naik di Atas US$ 45.000 Untuk Pertama Kalinya Sejak April 2022 Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global juga menguat mencapai US$1,693 triliun atau naik 5,93%, di mana pertumbuhan ini juga didorong oleh pasar alternative coin (altcoin) di sepanjang tahun 2023. Pada saat yang sama Ethereum (ETH) yakni altcoin dengan kapitalisasi pasar terbesar, kembali mendekati level US$2.400 dengan mengalami kenaikan sebesar 4,20% dalam 24 jam terakhir. Di sisi lain, aset kripto lainnya telah mengalami kenaikan signifikan dalam seminggu terakhir seperti Perpetual Protocol (PERP) naik 61,29% hingga melampaui harga US$1,40, Arbitrum (ARB) menguat 25,87% menjadi US$1,75, serta BNB akhirnya juga mencatatkan performa positif dengan mencatat kenaikan sebesar 20,19% menjadi US$319. Panji mengatakan, pergerakan aset kripto dalam sepekan terakhir dipengaruhi oleh Securities and Exchange Commission (SEC) AS yang telah memberikan batas waktu untuk revisi akhir proposal ETF Bitcoin yang tertunda sebelumnya. Tujuh perusahaan diberi tenggat waktu hingga 29 Desember 2023 untuk menyerahkan rencana akhir mereka terkait ETF Bitcoin spot sebagai sebuah langkah yang menjadi sorotan utama di tengah perdebatan regulator mengenai likuiditas dan opsi penebusan untuk ETF Bitcoin. Pada saat yang sama, MicroStrategy, perusahaan intelijen bisnis yang dipimpin oleh Michael Saylor, terus menunjukkan keyakinan mendalam pada Bitcoin. Melalui pembelian besar-besaran senilai US$ 615,7 juta, perusahaan ini telah mengakuisisi lebih dari 14.000 Bitcoin tambahan. Sementara tokoh kunci di balik Ethereum, Vitalik Buterin mengusulkan perubahan dalam desain Proof of Stake (PoS) untuk menyederhanakan jaringan Ethereum, yang telah memicu lonjakan harga ETH dan pandangan jangka panjang terkait Ethereum Adapun dalam seminggu ke depan, pasar kripto akan memperhatikan Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang akan merilis laporan upah non pertanian (NFP) bulan Desember pada 5 Januari 2024. Laporan nonfarm payrolls melaporkan bahwa lapangan kerja di AS bulan Desember 2023 diprediksi akan tumbuh lebih rendah menjadi 163.000 dari pada bulan November 2023 sebesar 199.000. Panji Yudha menyebutkan, jika rilis data NFP lebih tinggi daripada ekspektasi pasar, maka akan berdampak negatif ke Bitcoin. Sebaliknya jika sesuai atau di bawah ekspektasi pasar akan berdampak positif ke Bitcoin. Selain itu, momen yang paling ditunggu-tunggu adalah keputusan SEC terkait ETF Bitcoin di pekan depan. Antusiasme pasar terhadap pengumuman positif ini telah mengangkat minat pada Bitcoin. Sejumlah calon penerbit seperti BlackRock, VanEck, Valkyrie, Bitwise, Invesco Galaxy, Fidelity, WisdomTree, dan ARK 21Shares, telah menyerahkan berkas terbaru mereka kepada SEC pekan lalu. Saat ini, terdapat lebih dari 10 calon penerbit ETF Bitcoin spot.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beberkan 3 Aset yang Harus di 2024 “Semua mata tertuju pada awal tahun 2024 dengan berbagai spekulasi dan antisipasi terhadap keputusan SEC terkait ETF Bitcoin. Tanggal 10 Januari 2024 merupakan tenggat waktu terdekat bagi SEC untuk menyetujui, menolak atau kembali menunda keputusan penerbitan ETF Bitcoin spot,” imbuh Panji. Panji memandang bahwa saat ini yang memperkuat potensi persetujuan ETF Bitcoin spot adalah partisipasi BlackRock. Sebagai catatan, rekor keberhasilan BlackRock terkait pengajuan berkas ETF adalah 575 kali disetujui dan 1 kali ditolak. BlackRock juga telah menunjuk JPMorgan sebagai peserta resmi untuk ETF Bitcoin spot miliknya. Hal ini menjadi menarik mengingat CEO JPMorgan, Jamie Dimon, adalah sosok yang berniat menutup dunia kripto jika dirinya jadi pemerintah, menurut pernyataan pada 6 Desember 2023 lalu. “Volatilitas pasar kripto akan meningkat menjelang keputusan SEC terhadap ETF Bitcoin spot, maka pelaku pasar harap tetap waspada mengantisipasi perubahan harga Aset Kripto. Potensi jangka pendek, kemungkinan adanya ‘sell on the news’ atau melakukan penjualan setelah terbitnya berita tentang keputusan terkait ETF Bitcoin spot,” jelas Panji.
Menurut dia, investor berpotensi tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengambil sejumlah keuntungan karena telah ada langkah antisipatif besar berdasarkan ekspektasi potensi persetujuan ETF Bitcoin spot di mana telah menjadi sorotan dalam enam bulan terakhir.
Baca Juga: Potensi Bullish Pasar Kripto di 2024, Berikut Faktor Pendukungnya Meski demikian, perspektif jangka panjang Bitcoin lebih menjanjikan, didukung dengan sentimen Bitcoin halving yang akan terjadi pada April 2024 serta didorong dengan potensi Bank Sentral AS yang akan memotong suku bunga acuannya pada FOMC Maret 2024 diyakini akan memberi dampak positif jangka panjang bagi pasar aset kripto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari