Pasar Kripto Tertahan Selama Sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir pekan, market kripto malah lesu walaupun Ethereum masih terpantau kuat memasuki zona hijau. Secara keseluruhan investor dibuat bingung oleh sikap market kripto pekan ini.

Sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap terpantau menurun dan masuk ke zona merah pada perdagangan Jumat (12/8) pukul 13.53 WIB. Dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin bertengger di harga US$ 23.923 atau turun 2,52% dalam 24 jam terakhir. Altcoin lainnya, Ethereum (ETH) turut turun 0,06% ke US$ 1.888.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan market kripto mulai kehabisan bensin walaupun masih dihujani segudang sentimen positif. Sejatinya, sentimen makroekonomi masih bisa menjadi angin segar bagi market kripto setelah Departemen Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) mengumumkan inflasi tahunan yang ternyata mengalami penurunan dari 9,1% kini hanya 8,5% pada Juli 2022. 


Baca Juga: Penerimaan Pajak Kripto Melesat 84,54% Secara Bulanan

"Market tampak mulai goyah pada Jumat (12/8) pagi ini. Padahal jika dilihat dari sisi sentimen positif masih banyak yang bisa mendorong laju market ke reli selanjutnya. Terlebih indeks inflasi AS turun, data itu mengindikasikan bahwa siklus inflasi tinggi AS mungkin telah mencapai puncaknya, meski angka 8,5% masih jadi salah satu yang tertinggi," kata Afid dalam riset, Jumat (11/8). 

Melihat data tersebut, investor bisa optimistis bahwa siklus inflasi tinggi AS sudah mencapai puncaknya. Sehingga, investor berharap bank sentral AS Federal Reserve mulai bersikap lunak dalam menetapkan kebijakan suku bunga. Namun, rupanya hal tersebut belum mampu membuat gerak laju market kuat naik.

Sementara dari sisi ekosistem, sentimen positif datang dari Ethereum yang Kamis (11/8) kemarin mengumumkan telah sukses menginstalasi pembaruan di salah satu jaringan uji cobanya bernama Goerli. Uji coba ini merupakan test net paling akhir, sebelum jaringan utama Ethereum mengalami pembaruan bernama The Merge pada September mendatang.

"Suksesnya Goerli sedikit membantu harga ETH tidak terpengaruh market yang lesu. Walau alami sedikit kenaikan, ETH mampu bertahan dan sentimen positif ke depan bisa mendorong harganya," ucap Afid.

Baca Juga: Pasar Kripto Menghijau, Harga Bitcoin Melompat Hampir 7%

Sentimen Negatif Bikin Market Lesu Pekan Ini

Afid menganalisa faktor utama yang membuat market lesu menjelang akhir pekan ke-2 Agustus ini adalah trader yang memulai masif melakukan aksi profit taking atau ambil untung, sehingga membuat investor lain menghentikan akumulasinya.

"Sayang banyak sentimen positif gagal menjadi berkah bagi market kripto. Banyak trader yang sepertinya bergerak cepat melakukan aksi profit taking, karena penguatan yang membuat harga aset kripto tinggi kemarin. Kuat dugaan, mereka melakukan aksi itu karena yakin harga aset kripto benar-benar telah mencapai titik bottom," terangnya.

Di sisi lain, market saham AS juga memiliki kinerja bervariasi, namun cenderung menurun. Hal ini terjadi karena kinerja saham-saham teknologi, seperti Alphabet, Meta Platforms, Apple, dan Microsoft alami penurunan. Ini juga yang membuat investor kurang berselera masuk ke market kripto.

Baca Juga: Kondisi Pasar Kripto Berangsur Pulih

Selain itu, ada sedikit penguatan nilai indeks dolar AS Jumat pagi ini yang menambah hantaman laju nilai aset kripto. Pergerakan nilai dolar AS dan aset kripto memang punya korelasi negatif yang kuat sejak Juli tahun lalu.

Dari analisis teknikalnya, gerak level support Bitcoin berada pada resistance sebelumnya di level US$ 23.362 sebagai tahanan jika harga BTC meneruskan penurunannya. Namun, apabila harga Bitcoin pullback dan kembali naik, target kenaikan masih berada di level US$ 25.232.

Sementara, Ethereum masih mampu mempertahankan laju bullish. Pergerakan harga ETH masih mencoba untuk breakout dari area supply yang menjadi kunci dan konfirmasi untuk kenaikan lebih lanjut. Jika harga ETH berhasil breakout, target bullish selanjutnya berada di level US$ 2.009. Level support kuat masih di US$1.745 untuk menahan laju penurunan harga ETH apabila terjadi koreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati