Pasar kue subuh Senen masih eksis (bagian 2)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Malam itu waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, Pasar Kue Subuh di Senen, Jakarta Pusat masih sepi. Nampak beberapa pedagang masih menyiapkan lapak dan menata aneka kue jualannya. Pengunjung masih sedikit.

Sebagian pedagang masih sibuk mengambil pasokan aneka kue dan jajanan dari dalam truk yang parkir di luar area pasar. "Memang masih sepi, baru mulai ramai dan kadang tidak bisa bergerak lewat jam 1 dini hari," tutur Mulyadi, seorang pedagang jajanan pasar di Pasar Kue Subuh Senen.

Menurut info yang ia berikan, Pasar Kue Subuh ini mulai aktif beroperasi pukul 19.00 dan berakhir esok pagi, pada pukul 06.00. Meski jam operasional dimajukan lebih awal, para pedagang baru banyak berdatangan di atas jam 9 malam. Semakin larut malam, pasar ini semakin ramai pengunjung dan pedagang semakin komplit.


Hengki, pedagang kue lainnya juga membenarkan hal tersebut. Para pedagang masih terbawa kebiasaan lama. Sebagian besar memilih datang dan menyiapkan diri saat dini hari.

Para pedagang menganggap saat dini hari itulah, pelanggan pun mulai banyak berdatangan. "Sebelum 1995, jam operasional pasar ini waktu dini hari. Mulai 24.00 sampai subuh sekitar 04.00–05.00. Karena permintaan banyak, jam operasional dimajukan dan tutup lebih siang," tuturnya.

Biasanya, pengunjung yang datang ke sentra kue tersebut terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama, pukul 19.00 sampai 02.00, sebagian besar pembeli adalah pedagang kue grosir atau reseller dari area Jabodetabek yang membeli dalam jumlah besar dan memakai mobil boks atau truk untuk kulakan.

Sementara mulai pukul 03.00 sampai 06.00, para pedagang banyak melayani pembeli menengah dan kecil seperti pengusaha katering dan ibu-ibu rumah tangga yang sedang menggelar hajatan di rumah atau kantor.

Pelanggan Pasar Kue Subuh Senen yang datang bukan hanya warga Jakarta saja, melainkan juga dari beberapa kawasan sekitar Ibukota, seperti Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang hingga Cilegon.

"Ada yang beli untuk dikonsumsi sendiri, ada juga untuk dijual lagi, kebanyakan dijual lagi dan pesanan besar untuk acara atau hajatan," jelas Hengki.

Pasokan aneka kue dan jajanan juga datang dari daerah di sekitar Jakarta. Mulyadi menjelaskan sebagian besar kue dagangannya pasokan dari pembuat kue di daerah Tangerang. Namun, ada juga beberapa jenis kue yang dibuat sendiri oleh si pedagang. "Semua jenis kue ini titipan dan pembuatnya berbeda-beda. Tapi ada juga yang saya buat sendiri seperti lemper," timpalnya.

Para pedagang Kue Subuh Senen menjajakan aneka ragam kue di meja yang disediakan. Meja itulah yang berfungsi sebagai lapak sewa jualan mereka dengan tarif Rp 4 juta per meja setahun. Mulyadi sendiri membayar Rp 8 juta per tahun, karena memakai dua meja, atau sekitar Rp 23.000 per hari.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon