KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum pemilihan umum (pemilu) masih menjadi tema besar investasi di tahun ini. Untuk itu, investor diharapkan lebih jeli mencermati dampak pemilu terhadap pasar modal tanah air. Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni membenarkan, pasar akan lebih dinamis di tahun politik. Sebab, pelaku pasar akan terus memonitor dan mengkalkulasi hasil pemilu,salah satunya terkait akan kebijakan yang sudah berjalan dan nasibnya ke depan, terutama terkait perekonomian. Di tahun pemilu ini, Agung lebih menyarankan untuk tetap mempertahankan posisi pada aset berisiko seperti saham. Sebab, Agung menilai masih adanya ekspektasi sentimen positif dari kebijakan bank sentral yang diperkirakan akan memangkas suku bunga pada tahun ini.
“Dan harapan pemilu berjalan dengan lancar, begitupun presiden yang terpilih, yakni yang pro-pasar,” terang Agung kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Baca Juga: Prospek Pasar Modal 2024, Bunga dan Pemilu Tanpa Kecurangan Dus, rekomendasi strategi alokasi aset dari Agung untuk tahun ini yakni 60% untuk instrumen ekuitas dan 40% untuk fixed income atau money market. Reza Priyambada, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia cenderung menyarankan portofolio yang berimbang tahun ini. Reza menyarankan portofolio saham sebanyak 30%, obligasi (dengan rating minimal BBB) sebanyak 25%, reksadana saham sebanyak 10%, reksadana campuran sebanyak 10%, dan reksadana pendapatan tetap sebanyak 10% dari total portofolio. Sebanyak 15% dana bisa ditempatkan di reksadana pasar uang yang bisa dicairkan sewaktu-waktu atau bisa berbentuk uang kas. Senada, Reza juga menilai, pasar akan cenderung diwarnai sentimen yang bervariatif tahun ini, mulai dari pemilu, rilis laporan keuangan periode 2023, data-data makroekonomi global, hingga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sentimen pasar juga akan diwarnai dengan pemilihan saham-saham yang berkaitan dengan kandidat yang nantinya terpilih. “Lebih tepatnya kita menyesuaikan dengan sentimen yang ada,” terang Reza Priyambada kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Dus, investor bisa memperhatikan saham-saham yang punya korelasi dengan pasangan-pasangan Capres dan Cawapres semisal PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (
PMMP), PT WIR Asia Tbk (
WIRG), PT Bumi Resources Minerals Tbk (
BRMS), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (
VKTR), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA), PT Itama Ranoraya Tbk (
IRRA), hingga PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL). Menurut Agung, saham sektor media seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (E
MTK) dan PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) juga akan diuntungkan dari gelaran pemilu.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Tumbuh di Tengah Gejolak pada Tahun 2023 Selain itu, saham dari sektor barang konsumsi dan rokok seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (
HMSP) juga akan terimbas katalis pemilu. Tak ketinggalan, saham telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (
EXCL) juga akan diuntungkan dari gelaran pemilu. Proyeksi Agung, IHSG di akhir tahun ini akan berada di kisaran 7.869. Katalis utama indeks berasal dari kebijakan pemangkasan suku bunga dari bank sentral lebih awal dibanding yang diperkirakan oleh pasar, hingga perbaikan ekonomi di China dan Kawasan Eropa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi