KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momentum pemilihan umum (pemilu) masih menjadi topik utama bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) pada tahun depan. Dalam laporannya, Kamis (14/12), Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi memperkirakan IHSG akan lebih fluktuatif pada 2024. Investor kemungkinan akan memilih pendekatan
wait and see menjelang Pemilu pada semester I-2024. Samuel Sekuritas memperkirakan IHSG berada di level 7.600 pada akhir tahun 2024, yang menyiratkan valuasi
forward price to earnings (PE) sebesar 14 kali.
Pertumbuhan laba per saham alias
earnings per share (EPS) IHSG pada tahun 2024 diperkirakan akan meningkat menjadi 8,6%, dari sebelumnya 6,1% pada tahun 2023.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Terbang, Intip Proyeksinya dan Rekomendasi Saham untuk Besok Samuel Sekuritas melihat IHSG telah mencapai titik terendahnya pada Oktober 2023 dan terus menguat sejak saat itu. Penguatan ini didukung oleh keyakinan pasar bahwa siklus suku bunga bank sentral Amerika Serikat, yakni Federal Reserve (The Fed) sudah selesai. The Fed sendiri memproyeksikan Fed Fund Rate di level 4,6% pada 2024, mengindikasikan pemotongan suku bunga hingga 75 basis points (bps) tahun depan. Investor di negara berkembang kemungkinan menafsirkan keyakinan ini sebagai indikasi sentimen
risk-on, yang dapat meluas ke negara berkembang. Prasetya meyakini, aset ekuitas, yang valuasinya cenderung murah sebagai aset risiko, akan diuntungkan oleh situasi ini. “Kami meyakini perhatian pasar di 2024 akan terfokus pada relaksasi kebijakan moneter, seiring dengan semakin melambatnya pertumbuhan global,” tulis Prasetya, Kamis (14/12). Dari dalam negeri, Samuel Sekuritas memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan mendapat dorongan jangka pendek dari naiknya konsumsi karena belanja pemilu. Pertumbuhan PDB juga didorong oleh pemberian stimulus dari pemerintah untuk menjaga daya beli dan tingkat inflasi, termasuk program bantuan beras dan bantuan tunai El Nino untuk rumah tangga berpendapatan rendah.
Baca Juga: IHSG Menguat 100 Poin pada Penutupan Bursa 14 Desember 2023 Namun, memburuknya
terms of trade (ToT) dan lemahnya permintaan eksternal berpotensi menyebabkan melebarnya
current account deficit (CAD) menjadi 0,9% pada tahun depan, sedangkan impor diperkirakan akan tetap stabil. Mengingat harga yang diatur pemerintah, Samuel Sekuritas memperkirakan inflasi akan tetap berada dalam target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5% sampai 3,5%. BI baru akan memulai siklus pemotongan suku bunganya paling cepat pada Oktober 2024 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi