KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok asal Jawa Tengah, PT Nojorono Tobacco International bakal mempertahankan harga jual untuk menjaga kelangsungan penjualan. Hal ini dilakukan sebagai respon untuk menyikapi kondisi pasar yang lesu. Managing Director PT Nojorono Tobacco International Arief Goenadibrata mengatakan, tahun ini pelaku industri rokok sudah dihadapkan oleh sejumlah tantangan sejak awal tahun. Pada Januari 2020 lalu misalnya, pelaku industri dihadapkan pada tantangan kenaikan cukai rokok. Akibatnya, harga rokok ikut terkerek naik sehingga angka konsumsi rokok menjadi menurun.
Baca Juga: Produsen rokok no 3 terbesar, Nojorono semprot disinfektan pasar-pasar Kudus Mengutip data Nielsen, Arief menyebutkan bahwa industri sigaret di sepanjang Januari - Februari 2020 turun sekitar 3,8% dibandingkan periode sama tahun 2019 lalu. “Nojorono mengalami dampak penurunan tersebut, namun tidak sebesar penurunan industri,” kata Arief kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5). Pelaku industri kembali dihadapkan pada persoalan pandemi yang mulai merebak di Indonesia pada Maret 2020 lalu. Pasalnya, gaya hidup masyarakat yang berubah di tengah-tengah pandemi corona (covid-19) juga turut mempengaruhi permintaan rokok. Namun, Arief menilai sejumlah tantangan di atas bukan berarti bahwa harapan sudah tidak ada. Makanya, Nojorono Tobacco International terus berupaya agar penjualan bisa terjaga, salah satunya yakni dengan mempertahankan harga jual agar tetap terjangkau oleh konsumen. “Peluang tetap ada, terlepas dari harga yang kian meningkat, rokok tetap menjadi bagian dari kebutuhan dasar konsumen sampai dengan saat ini,” kata Arief. Nojorono Tobacco International juga berencana meluncurkan varian dan kreasi rokok-rokok baru dengan harga yang terjangkau. Hal ini tentunya akan dibarengi oleh upaya research & development (R&D) guna menjaga kualitas produk yang diluncurkan.
Baca Juga: Produsen rokok terbesar ketiga ini ikut cegah penyebaran Covid-19 Strategi meluncurkan produk baru untuk mengerek penjualan sebenarnya pernah dilakukan di tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 lalu, Nojorono Tobacco International meluncurkan produk baru berupa varian dari Clas Mild, yakni Clas Mild Silver. Menurut catatan perusahaan, peluncuran produk baru tersebut berhasil mengerek volume penjualan tahun lalu. Saat ini, produsen rokok yang mengaku sebagai produsen rokok terbesar kelima di tanah air ini tengah menyiapkan gedung R&D untuk mendukung upaya pengembangan produk. Rencananya, gedung ini akan berokasi di Kudus Jawa Tengah. Arief berujar, Nojorono percaya bahwa pengembangan produk dari sisi R&D yang baik akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan publik terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi