Pasar lesu, Golden Energy hanya lepas 15% saham



JAKARTA. PT Golden Energy Mines kian mantap melantai di bursa pada 11 November 2011 nanti. Namun, saham yang akan dilepas ke publik hanya sekitar 15%, ini jauh lebih rendah dari rencana awal yang sekitar 20%."Kami mengikuti perkembangan pasar. Dalam kondisi pasar lesu seperti ini, kami hitung-hitung kembali dengan kebutuhan dana perseroan, rasanya 15% cukup," kata Presiden Direktur Sinarmas Sekuritas Kokarjadi Chandra, usai public expose, Jumat (21/10).Menurutnya, dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), Golden Energy akan melepas ke publik sebanyak-banyaknya 882,353 juta saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Sementara itu, kisaran harga yang ditawarkan pada Rp 2.300 - Rp 3.500 per saham. "Jadi kami berharap bisa memperoleh dana sekitar Rp 2 triliun," ujarnya.Nantinya, sekitar 65% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk belanja modal dan biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batubara untuk mendukung rencana ekspansi anak usaha. "Sebagian besar memang kita untuk capex 3-5 tahun mendatang, karena kami ingin mengembangkan produksi. Untuk periode 5 tahun total capex sebesar Rp 1,36 triliun atau sekitar US$ 156,5 juta," imbuh Presiden Direktur Golden Energy Mines L. Krisnan Cahya.Sedangkan, 25% dana lainnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha. Antara lain meliputi biaya kontraktor pertambangan, biaya konsumsi BBM, biaya penggantian dan pemeliharaan suku cadang alat-alat berat, dan biaya operasional lainnya.

Sekitar 10% untuk melunasi sebagian atau seluruh utang perseroan. Saat ini, utang perseroan tercatat sejumlah US$ 40 juta yang merupakan pinjaman dari induk usaha yakni PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) dan perbankan. "Dari dana IPO ini yang akan dilunasi sekitar US$ 25 juta, itu sebagian besar merupakan utang afiliasi," ungkapnya.Tahun ini, Golden Energy menargetkan produksi batu bara bisa mencapai 6 juta ton, dibandingkan tahun lalu yang sebesar 2,03 juta ton. Sedangkan pada 2012 nanti, perseroan menargetkan produksi batu bara mencapai 10 juta ton.

Untuk mencapai target produksi tersebut, Krisnan menuturkan, rencana strategis perseroan saat ini ialah membuka empat lokasi penambangan (pit) baru dengan target produksi 10 Mtpa pada 2012, membangun 100 km jalan (all weather), serta membangun dan menambah kapasitas pelabuhan hingga 20 Mtpa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini