KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Mei, reksadana saham membukukan kinerja yang kurang maksimal. Hal ini tercermin dari kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin pada Infovesta 90 Equity Fund Index yang terkoreksi 0,97% sepanjang bulan Mei. Di satu sisi, IHSG juga tercatat menorehkan tren serupa dengan mengalami penurunan 1,11% secara bulanan. Kendati begitu, beberapa reksadana saham justru mampu mengungguli kinerja kedua indeks tersebut sepanjang Mei. Salah satunya adalah reksadana saham HPAM Ekuitas Syariah Berkah yang dikelola oleh Henan Putihrai Asset Management (HPAM).
Baca Juga: Saham GOTO Masuk 3 Indeks Utama, Begini Strategi Manajer Investasi Atur Portofolio Berdasarkan data Infovesta Utama, tercatat HPAM Ekuitas Syariah Berkah sepanjang bulan Mei berhasil tumbuh 6,67%. Bahkan, jika dihitung secara
year to date, hingga akhir Mei 2022, HPAM Ekuitas Syariah Berkah berhasil tumbuh 36,34%. Kinerja tersebut merupakan yang terbaik untuk kelas reksadana saham. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengungkapkan, saat ini pihaknya menerapkan strategi pengelolaan portofolio dengan mencari saham yang
undervalued. Dia bilang, saham-saham tersebut dikoleksi ketika harganya masih
undervalued, tapi secara fundamental sangatlah baik sehingga harga sahamnya bisa tumbuh pesat. “Beberapa saham dari sektor
energy dan
basic materials jadi pilihan kami, di mana PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) menjadi salah satu
top holding kami pada akhir bulan April 2022,” kata Rezza kepada Kontan.co.id, Jumat (3/6).
Baca Juga: Tips Meracik Portofolio Investasi Andalan, Tetap Nyaman Meski Pasar Bergejolak Sementara itu, jika melihat dari laporan
fund fact sheet (FFS) HPAM Ekuitas Syariah Berkah per April 2022, tercatat 10 besar saham terbesarnya adalah AKRA, BELL, BRPT, MPMX, MSIN, MSKY, PRDA, SMCB, SSIA, dan TPIA. Ke depan, Reza melihat pasar saham masih akan dibayangi oleh sentimen tingginya angka inflasi di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi membuat The Fed semakin agresif menaikkan suku bunga. Selain itu, dari harga komoditas yang masih sangat fluktuatif dan kelanjutan perang antara Rusia-Ukraina juga menjadi faktor yang masih harus dicermati oleh para investor.
Baca Juga: Dapen BUMN Tak Akan Bisa Agresif Lagi Menyikapi kondisi tersebut, Reza mengaku pihaknya masih akan mengedepankan strategi pemilihan saham-saham yang memiliki fundamental yang baik. Sementara untuk penyesuaian saham, pihaknya akan lebih menyesuaikan saham-saham yang lebih menguntungkan dalam situasi seperti ini, misalnya dari saham saham
basic industry. “Dengan situasi seperti ini, para investor bisa mulai cicil beli karena sembari berjaga adanya sentimen dari global yang mempengaruhi market kita. Jadi, di saat ada koreksi tipis, para investor bisa melakukan
averaging down,” tutup Reza. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati