Pasar lesu, rencana divestasi saham Bank Syariah Bukopin mundur ke tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menyatakan rencana divestasi sebagian sahamnya ke investor bakalan mundur. 

Direktur Utama PT Bank Syariah Bukopin  Saidi Mulia Lubis menilai, saat ini kondisi pasar terbilang belum stabil. Belum lagi, induk perusahaan yakni PT Bank Bukopin Tbk baru saja melangsungkan rights issue.

"Kelihatannya tahun ini mundur, karena situasi politik seperti sekarang jadi tidak menarik baik buat Bank Bukopin atau investor," katanya di Jakarta, Kamis (20/9).


Saidi mengatakan, pihaknya memprediksi rencana divestasi baru akan dilangsungkan pada tahun 2019. Disamping itu, kondisi permodalan BSB masih terbilang aman dengan capital adequacy ratio (CAR) yang terjaga di level 19%. "Modal kami aman, tidak ada masalah karena CAR 19% jadi tidak buru-buru banget mencari investor," tambah Saidi.

Menurutnya, rencana divestasi saham tersebut utamanya ditujukan untuk memperkuat modal agar dapat segera naik ke kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dengan modal inti minimal Rp 1 triliun.

Sebagai informasi saja, per kuartal II 2018 lalu Bank Syariah Bukopin  mencatatkan total modal inti mencapai Rp 874,85 miliar. Setidaknya, Bank Syariah Bukopin membutuhkan tambahan modal sebesar Rp 125,14 miliar untuk dapat masuk BUKU II.

Saidi mengungkap, waktu yang tepat untuk melakukan divestasi yakni usai Pemilihan Presiden (Pilpers) 2019. "Kayaknya nunggu Pilpres selesai, jadi apapun lebih pasti. Modal kami juga aman," jelasnya.

Sebagai informasi, dalam pemberitaan yang dimuat Kontan.co.id, Bukopin memang berencana untuk melakukan divestasi sebanyak 40% saham BSB. Target dana yang bisa dihimpun dari divestasi BSB antara lain mencapai Rp 400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi