KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekalipun pasar sudah priced-in kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada FOMC pekan ini, pelaku pasar global masih mencermati sinyal yang akan disampaikan Fed setelah rapat FOMC. Hal tersebut khususnya terkait proyeksi ekonomi AS serta arah kebijakan suku bunga AS pada tahun depan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, ekspektasi Fed yang agresif terhadap ekspektasi inflasi dan suku bunga AS berpotensi mendorong penguatan dollar AS. Pasar saat ini memperkirakan Fed akan menaikkan FFR sebesar 50bps pada tahun 2018. “Apabila Fed cenderung lebih agresif dari ekspektasi pasar, akan mendorong kenaikan yield US Treasury yang pada akhirnya akan mempengaruhi attractiveness dari aset investasi Emerging Market termasuk aset investasi dalam denominasi Rupiah,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).
Pasar masih cermati sinyal dari FOMC
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekalipun pasar sudah priced-in kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada FOMC pekan ini, pelaku pasar global masih mencermati sinyal yang akan disampaikan Fed setelah rapat FOMC. Hal tersebut khususnya terkait proyeksi ekonomi AS serta arah kebijakan suku bunga AS pada tahun depan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, ekspektasi Fed yang agresif terhadap ekspektasi inflasi dan suku bunga AS berpotensi mendorong penguatan dollar AS. Pasar saat ini memperkirakan Fed akan menaikkan FFR sebesar 50bps pada tahun 2018. “Apabila Fed cenderung lebih agresif dari ekspektasi pasar, akan mendorong kenaikan yield US Treasury yang pada akhirnya akan mempengaruhi attractiveness dari aset investasi Emerging Market termasuk aset investasi dalam denominasi Rupiah,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).