Pasar masih volatil, Kemenkeu andalkan sumber pembiayaan domestik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan terus mencari cara untuk mengamankan pembiayaan APBN 2020 di tengah volatilitas pasar keuangan dan perekonomian. 

Pembiayaan anggaran menjadi sangat penting untuk diantisipasi di tengah potensi pelebaran defisit APBN 2020 yang diproyeksi akan menyentuh 2,5% dari PDB atau sebesar Rp 432,2 triliun tahun ini. 

Baca Juga: Kemenkeu sebut pinjaman Bank Dunia untuk dukung APBN


Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman mengakui, pemerintah perlu bermanuver dalam menghadapi situasi pasar keuangan yang volatile dan diliputi ketidakpastian sangat tinggi saat ini. 

Pasalnya, sulit untuk memastikan langkah tertentu untuk mengamankan pembiayaan sepanjang pergerakan pasar masih terlalu volatile seperti belakangan ini. 

“Kita ambil strategi oportunistik. Kita melihat kesempatan karena kita tidak bisa memastikan, tapi melihat kesempatan di market,”  tutur Luky belum lama ini. 

Luky mengakui, Kemenkeu melihat saat ini bukanlah momentum yang tepat untuk menambah pembiayaan dari instrumen SBN Valas atau global bond. Oleh karena itu, Kemenkeu belum akan menambah rencana penerbitan global bond di luar tiga rencana penerbitan yang telah ditetapkan yaitu Global Sukuk USD, Samurai Bond Yen, dan Euro Bond. 

Lantas berdasarkan evaluasi DJPPR, saat ini dukungan dari pasar domestik menjadi andalan. Luky mengatakan, nilai penawaran yang masuk (incoming bids) pada lelang dwimingguan SUN masih relatif tinggi, meski terjadi tren penurunan. 

“Artinya support investor domestik masih sangat bagus. Permintaan privat placement juga masih banyak masuk dan ini akan sangat membantu pembiayaan anggaran,”  lanjut Luky. 

Pada lelang SUN pekan lalu,  incoming bids tercatat sebesar Rp 51,31 triliun, sedangkan yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 17,05 triliun. 

Selain itu, pemerintah juga mengandalkan saldo anggaran lebih (SAL) yang dinilai masih berada di posisi yang cukup kuat untuk menutupi pembiayaan, yaitu sebesar Rp 136 triliun.

Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Minggu Depan, Permintaan Investor Domestik Jadi Tumpuan

“Kita juga memproses support dari pinjaman multilateral, dengan ADB dan Bank Dunia akan kita lakukan. Ada beberapa skema yang sedang kita proses dan kerjakan,”  tandas Luky. 

Akhir pekan lalu, Bank Dunia akhirnya telah menyalurkan pinjaman sebesar US$ 300 juta untuk pemerintah Indonesia. Luky mengatakan, pinjaman ini ditujukan untuk pembiayaan APBN secara keseluruhan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi