Pasar menanti voting Skotlandia!



LONDON. Pada Kamis (18/9) mendatang, warga Skotlandia akan memilih apakah mereka ingin memisahkan diri atau tidak dari Inggris. Apapun hasil voting ini nanti, prosesnya sangat kompleks dan berliku. Meski demikian, pelaku pasar sangat memusatkan perhatian mereka pada hasil referendum tersebut.

Menjelang voting, sejumlah investor sudah melepas saham-saham perusahaan Skotlandia, melakukan taruhan bearish, dan cemas akan dampak dari pemisahan diri Skotlandia.

"Jika Anda memiliki investasi di Inggris, Anda pasti akan cemas. Jika suara "ya" menang, hal ini akan berdampak besar bagi pertumbuhan Inggris dan implikasinya akan ke sektor investasi. Dan jika Anda memiliki aset di Skotlandia, secara tiba-tiba pajak dan peraturan yang mengatur tidak lagi di bawah rezim yang sama," papar Oliver Harvey, macro strategist Deutsche Bank.


Meskipun hasil polling menunjukkan banyak warga Skotlandia yang memilih merdeka, namun, hasil polling sangat ketat. Beberapa polling terakir menunjukkan adanya kemenangan tipis bagi pemilih yang pro kemerdekaan. Banyak juga dari responden yang masih belum memutuskan.

Sementara itu, nilai mata uang poundsterling sudah jatuh secara dramatis versus dollar AS dalam dua pekan terakhir. Hal ini merefleksikan kecemasan mengenai dampak kemerdekaan Skotlandia terhadap mata uang dan perekonomian Inggris.

Sekadar informasi saja, Skotlandia merupakan penghasil utama minyak mentah. Hingga saat ini, masih belum jelas bagaimana Inggris dan Skotlandia akan berbagi sumber daya alam mereka.

Di Skotlandia, banyak perusahaan -termasuk Royal Bank of Scotlandia dan Lloyds- telah memutuskan untuk pindah ke Inggris jika hasil voting menunjukkan kemerdekaan Skotlandia. Saham dari dua bank tersebut sudah tertekan, meskipun sempat mengalami rebound beberapa kali.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie