Pasar menarik, Kimia Farma terjun ke segmen bisnis kecantikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma (Persero) Tbk bidik pendapatan hingga akhir tahun sebesar Rp 11,5 triliun. Untuk itu, pihaknya terus memperkuat lini usahanya dengan merambah segmen kecantikan dan kesehatan.

Verdi Budidarmo, Direktur Utama Kimia Farma berujar bahwa tren farmasi di Indonesia bernilai Rp 140 triliun saban tahunnya. "Nah, yang paling menarik saat ini dari pasar suplemen makanan," ujarnya usai pembukaan gerai Healt and Beuty di Transmall Cibubur, Sabtu (28/9).

Secara rinci, ia memaparkan sebelumnya pasar suplemen makanan bernilai Rp 4,5 triliun. Hanya saja, pihaknya memproyeksikan pada 2020-2021 nanti pasarnya bisa mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun.


Baca Juga: Menanti Holding Farmasi, KAEF dan PEHA Sudah Siapkan Strategi Bisnis

Sedangkan, untuk pasar kecantikan saat ini bernilai Rp 80 triliun hingga Rp 90 Triliun dengan pertumbuhan tiap tahunnya lebih dari 30%. Akibatnya, pihaknya ingin terlibat dalam pasar tersebut sekaligus melengkapi ekosistem bisnisnya di ritel.

Asal tahu saja, umumnya gerai Kimia Farma dikenal melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan yang mana saat ini telah memiliki 1.261 gerai. Dari sana, pihaknya telah membuka dua gerai Health & Beauty. Adapun gerai pertamanya berada di Surabaya.

Setelah beberapa waktu beroperasi, Verdi mengungkapkan tiap bulan pihaknya mencatatkan transaksi mencapai Rp 500 juta. "Untuk gerai yang pertama rata-rata per bulan ada transaksi senilai Rp 400 juta hingga Rp 500 juta," ujarnya.

Baca Juga: Ini strategi Kimia Farma (KAEF) dan Phapros (PEHA) setelah ada holding BUMN farmasi

Melihat tingginya minat masyarakat pada gerai pertamanya, untuk gerai keduanya pihaknya menargetkan tiap bulannya mampu mencatatkan transaksi senilai Rp 700 juta.

Menurutnya, target lebih tinggi di Cibubur lantaran komplek tersebut dikelilingi perumahan. Selain itu, berdasarkan rencana nantinya akan ada apartemen berada di atas mall tersebut sehingga pihaknya berharap dapat menangkap pasar tersebut.

Dari sana, hingga akhir tahun nanti pihaknya menilai kontribusi pendapatan segmen tersebut masih kecil. Menurutnya, hal tersebut lantaran pihaknya saat ini lebih fokus pada pertumbuhannya bukan langsung dari kontribusinya.

Baca Juga: Holding segera terealisasi, begini nasib emiten farmasi BUMN menurut analis

Sedangkan, dari realisasi pendapatan Verdi bilang per Agustus secara group pihaknya mencatatkan pertumbuhan pendapatan 30,95% atau setara Rp 6,1 triliun. "Hingga akhir tahun kami menargetkan pendapatan Rp 11,5 triliun atau tumbuh 45% dibandingkan tahun lalu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .