Pasar mesin manufaktur di Indonesia masih gurih, pelaku industri rajin ikuti pameran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mesin manufaktur di Indonesia agaknya masih terilhat menjanjikan di mata produsen. Hal ini tercermin dari antusiasme keikutsertaan produsen-produsen mesin manufaktur di acara-acara pameran mesin dalam negeri seperti misalnya Manufacturing Indonesia 2019 yang diselenggarakan oleh PT Pamerindo Indonesia.

Menurut keterangan Event Director PT Pamerindo Indonesia, Maysia Stephanie, jumlah peserta pameran Manufacturing Indonesia Indonesia meningkat bila dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, ia mencatat terdapat 1.500 perusahaan dari 39 negara baik seperti Indonesia, Jepang, Indonesia, Amerika Serikat, Belanda, Brasil, Cina, dan lain-lain.

Sementara itu, jumlah perusahaan yang tercatat mengikuti pameran yang sama pada tahun lalu hanya mencapai 1.400 perusahaan saja. "Jadi apabila mereka setiap tahunnya mereka dateng ke pameran kita, berarti kami yakin bahwa target mereka sudah tercapai selama pameran,” ujar Maysia pada acara Konferensi Pers Manufacturing Indonesia 2019 pada Rabu (04/12).


Baca Juga: Pameran Manufacturing Indonesia Edisi ke-30 Segera Digelar

Dalam hal ini, acara pameran menjadi semacam ‘pintu masuk’ bagi produsen-produsen mesin manufaktur luar untuk menjajaki pasar mesin di Indonesia. Sales Manager PT Shenyang Multi Mesindo, Ellis Anggriawan mengatakan event-event pameran memang berpotensi menjadi katalis pendongkrak penjualan. Ia mengakui, transaksi jual beli memang tidak banyak dialami secara langsung di pameran alias on-site.

Meski begitu, keberadaan pameran-pameran seperti Manufacturing Indonesia dinilai sangat membantu perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk yang dijual kepada calon  pembeli yang berkunjung.

“Biasanya kami mengantongi kesepakatan jual beli pasca pertemuan kami dengan buyer di acara pameran,” kata Ellis ketika ditemui di acara yang sama (04/12).

Sebagai informasi, PT Shenyang Multi Mesindo merupakan distributor tunggal produk-produk cutting-tools perusahaan asal Jerman, Emuge Franken di Indonesia. Menurut Ellis, produk-produk Emuge Franken banyak digunakan oleh pelaku industri otomotif, elektronik, maupun penerbangan untuk membuat lubang mur (ulir) dalam produk-produk mereka.

Hadir di acara yang sama, Konsultan Ekonomi Asosiasi Industri Mekanik Jerman, Verband Deutscher Maschinen und Anlagenbau (VDMA), Benedict Jeske mengatakan penguasaan pasar produk-produk mesin Jerman di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara-negara kompetitor seperti misalnya Cina.

Baca Juga: Diterpa perang dagang, aktivitas pabrik di China mulai meningkat di November 2019

Padahal, pasar Indonesia dinilai masih cukup menjanjikan bagi produsen mesin di Jerman. Oleh karenya, ia mengatakan pihaknya akan terus menjajaki pasar mesin di Indonesia melalui event-event pameran seperti Manufacturing Indonesia. Tahun ini, asosiasi mencatat terdapat sebanyak 13 perusahaan Jerman yang ikut serta dalam hajatan pameran Manufacturing Indonesia.

Asal tahu saja, VDMA mencatat ekspor Jerman ke Indonesia mengalami kenaikan sekitar 3,2% sepanjang Januari - September 2019 bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sekitar 30% dalam realisasi ekspor tersebut merupakan ekspor produk-produk mesin. Dalam hal ini, sektor makanan dan minuman (main) menjadi sektor yang paling banyak menyerap ekspor mesin-mesin tersebut. Sementara itu, VDMA mencatat ekspor Jerman ke negara-negara Asia Tenggara lain mengalami penurunan.

Antusiasme yang serupa juga ditemui pada pelaku industri mesin dari Jepang. Hadir di acara yang sama, Presiden Direktur Japan External Trade Organization, Keishi Suzuki mengatakan keterlibatan perusahaan-perusahaan Jepang dalam pameran Manufacturing Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Tahun ini, Ia mencatat terdapat 45 perusahaan Jepang yang terlibat dalam acara Manufacturing Indonesia 2019.

Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Masih Buruk di November

“Kami berharap tren ini akan terus berlanjut di masa-masa selanjutnya,” ujar Keishi di acara yang sama (04/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat