Pasar mobil berukuran kecil dengan harga lebih murah cukup menjanjikan



JAKARTA. Pertumbuhan otomotif di Indonesia sejatinya masih cerah, asal produsen cermat mengikuti kemauan pasar. Hal itulah yang diungkapkan Vivek Vaidya, Pimpinan Asia Pasifik Automotive and Transportation Pratice Frost & Sullivan dalam prediksinya terkait industri otomotif 2011 yang berlangsung kemarin (25/1).Frost & Suilivian adalah lembaga peneliti yang mengumpulkan data survei pertumbuhan bisnis di Indonesia. Vivek bilang, produsen kendaraan sebaiknya mulai memperkenalkan mobil yang irit bahan bakar dan mengambil peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil dengan harga yang lebih murah. "Melihat kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini, model mobil murah akan sukses jika diterapkan di Indonesia," ujarnya.Sebab, tantangan pertumbuhan otomotif tahun ini tidaklah sedikit. Sebut saja, pembatasan BBM bersubsidi yang akan berlangsung mulai 1 April 2011 mendatang, sedikit banyak akan mempengaruhi daya beli masyarkat. Belum lagi bahan baku pembuatan mobil seperti aluminium terus terkerek naik. Menurut data Bloomberg hari ini harga aluminium untuk pengiriman tiga bulan naik 1,2% ke angka US$ 2.388,50 per ton di London Metal Exchange (LME) pada pukul 5:58 pada waktu setempat. Sementara, harga aluminium di LME pada 1 September 2010 berada di angka US$ 2.120 per ton. Artinya, dalam empat bulan harga aluminium telah naik 12,66%. Duljatmono, Head of Sales Communication Group and Head of Marketing Mitsubishi mengatakan meskipun ada pembatasan BBM dan kenaikan harga bahan baku mobil seperti aluminium, hal tersebut tidak akan berdampak langsung pada penjualan mobil. "Dampaknya tentu ada, tapi hanya secara proporsional saja kenaikan harganya, tergantung dari jenis bahan baku apa yang banyak di pakai," ungkapnya. Ia mengaku, walaupun ada peningkatan harga jual mobil, kenaikannya tidak terlalu signifikan. Sayangnya, Duljatmono tidak bisa memperkirakan berapa besar kenaikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini