KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil
Low Cost Green Car (LCGC) diyakini tetap memiliki prospek yang menjanjikan meskipun industri otomotif nasional sedang mengalami tekanan sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan LCGC secara
wholesales (dari pabrik ke dealer) nasional turun 13,3%
year on year (YoY) menjadi 104.452 unit pada periode Januari-Juli 2024. Sementara itu, penjualan retail (dari dealer ke konsumen) LCGC nasional juga terkoreksi 9% YoY menjadi 105.652 unit.
"Segmen LCGC ikut terkena imbas penurunan penjualan mobil secara keseluruhan," ungkap Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, Minggu (25/8). Meski demikian, penurunan di segmen LCGC tidak separah penurunan yang terjadi di pasar otomotif nasional secara keseluruhan.
Baca Juga: Pasar Lesu, Target Penjualan Mobil Nasional Bakal Direvisi Sebagai perbandingan, penjualan wholesales mobil nasional anjlok 17,5% YoY menjadi 484.236 unit hingga Juli 2024. Penjualan retail mobil nasional juga merosot 12,2% YoY menjadi 508.050 unit. Data ini menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap LCGC masih cukup tinggi, terutama dari mereka yang menginginkan mobil dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan. LCGC terbukti tetap menjadi salah satu pilar utama yang menopang kinerja industri otomotif nasional. Hingga Juli 2024, kontribusi penjualan wholesales dan retail LCGC masing-masing sebesar 22% dan 20,8% dari total penjualan mobil di Indonesia. Beberapa agen pemegang merek (APM) otomotif yang bermain di segmen ini terus mengandalkan LCGC sebagai produk andalan mereka.
Baca Juga: Target Penjualan Mobil 1,1 Juta Unit Semakin Sulit Direalisasikan, Ini Sebabnya Misalnya, Honda mencatatkan penjualan
wholesales Brio Satya sebanyak 25.259 unit pada periode Januari-Juli 2024, yang berkontribusi sebesar 47% dari total penjualan
wholesales Honda pada periode tersebut, yaitu 53.838 unit. Sales & Marketing and Aftersales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyatakan bahwa LCGC menjadi segmen yang paling populer bagi Honda selain SUV. Tingginya angka penjualan Brio Satya menunjukkan bahwa pembeli mobil pertama di Indonesia cukup banyak. "Orang yang pertama kali membeli mobil atau beralih dari kendaraan roda dua kebanyakan memilih LCGC," ujar Billy. Honda juga tidak khawatir menghadapi persaingan dengan mobil listrik bertipe city car yang memiliki harga mendekati LCGC. Meskipun masih menggunakan mesin pembakaran internal (ICE), LCGC diklaim memiliki efisiensi bahan bakar yang tinggi dibandingkan mobil konvensional lainnya.
Baca Juga: Asik! Ada Diskon Sampai Rp 10 Juta untuk Mobil LCGC di GIIAS 2024 Honda berencana terus memperkuat penjualan LCGC yang mampu mencapai konsumsi bahan bakar lebih dari 20 kilometer per liter. Selain Honda, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) juga mengandalkan LCGC sebagai salah satu pilar penjualannya. Hingga Juli 2024, penyumbang terbesar penjualan Daihatsu berasal dari model LCGC MPV, yaitu Daihatsu Sigra, dengan penjualan sebanyak 34.374 unit atau setara 33,3% dari total penjualan merek tersebut yang mencapai 103.223 unit. Pengamat otomotif Bebin Djuana menilai bahwa segmen LCGC memiliki ceruk pasar yang besar di Indonesia. Mobil ini tidak hanya digunakan oleh konsumen individu, tetapi juga dijadikan sebagai armada operasional perusahaan dan taksi online karena harganya yang relatif murah.
Baca Juga: Menperin Minta Pabrikan Otomotif Tak Menaikkan Harga Mobil, Ini Kata Suzuki "Jika LCGC dijadikan kendaraan operasional, pelaku usaha akan cepat balik modal," kata Bebin. Namun, Bebin memprediksi tren penjualan LCGC akan terus menurun hingga akhir tahun ini seiring dengan lesunya pasar mobil di Indonesia. Bahkan, penjualan LCGC diperkirakan belum bisa terangkat meskipun pemerintah membatalkan pemberian insentif untuk mobil hybrid yang sama-sama ramah lingkungan dan efisien dari sisi konsumsi bahan bakar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto