JAKARTA. Isu paling hangat itu adalah wacana kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi. Tak hanya berpengaruh langsung pada lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM bersubsidi juga bakal merembet kemana-mana, termasuk ke pasar modal domestik. Lihat saja, akibat isu kenaikan harga BBM bersubsidi yang bergulir kencang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terkoreksi selama dua hari berturut-turut. IHSG kemarin ditutup turun 0,74% menjadi 5.146,55. Sejumlah analis yang dihubungi KONTAN mengemukakan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan memiliki efek domino terhadap sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia. Namun, efek tersebut tergantung dari seberapa besar kenaikan harga BBM bersubsidi. "Jika langsung dinaikkan Rp 1.500, misalnya, maka efeknya akan besar. Namun, jika naik bertahap, tak akan terlalu berpengaruh signifikan bagi pasar saham," ungkap David Nathanael Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital, kemarin.
Pasar modal domestik terseret harga BBM bersubsidi
JAKARTA. Isu paling hangat itu adalah wacana kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi. Tak hanya berpengaruh langsung pada lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM bersubsidi juga bakal merembet kemana-mana, termasuk ke pasar modal domestik. Lihat saja, akibat isu kenaikan harga BBM bersubsidi yang bergulir kencang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terkoreksi selama dua hari berturut-turut. IHSG kemarin ditutup turun 0,74% menjadi 5.146,55. Sejumlah analis yang dihubungi KONTAN mengemukakan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan memiliki efek domino terhadap sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia. Namun, efek tersebut tergantung dari seberapa besar kenaikan harga BBM bersubsidi. "Jika langsung dinaikkan Rp 1.500, misalnya, maka efeknya akan besar. Namun, jika naik bertahap, tak akan terlalu berpengaruh signifikan bagi pasar saham," ungkap David Nathanael Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital, kemarin.