Pasar modal kekurangan SDM berlisensi



JAKARTA. Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di pasar modal dinilai cukup memprihatinkan. Hal itu terlihat dari minimnya SDM yang memiliki lisensi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Fakta tersebut diungkapkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito di Jakarta, Rabu (12/12). Ito menyayangkan pertumbuhan jumlah SDM berlisensi Bapepam-LK tidak sebanding dengan penambahan jumlah investor.

Saat ini, jumlah investor yang terdata di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai 360.000 orang.

Akan tetapi, "Dari sekitar 8.000 SDM yang memiliki lisensi Bapepam-LK (lulus tahun 90-an), saat ini hanya tersisa 2.500 SDM yang masih aktif di pasar modal," tutur Ito. Padahal, dikatakan Ito, sudah ada peraturan yang mewajibkan SDM pasar modal untuk memiliki lisensi dari Bapepam-LK. "Jadi, semua karyawan yang bekerja di sekuritas, manajer investasi, maupun sebagai broker harus memiliki lisensi Bapepam-LK," tambah dia. Untuk itulah BEI bekerja sama dengan regulator pasar modal lainnya terus membuka pojok bursa di beberapa kampus di Indonesia. Saat ini sudah ada sekitar 80 pojok bursa di 80 universitas. Lebih lanjut, Ito juga menegaskan, pihaknya juga menyasar hingga level SMA. “Intinya itu dilakukan tidak hanya untuk menambah jumlah investor, tapi juga membentuk SDM pasar modal," jelas Ito.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: