Pasar mulai kondusif, lelang SBSN mengantongi penawaran Rp 28,64 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (9/6), pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Dalam penawaran kali, jumlah penawaran yang masuk menyentuh Rp 28,64 triliun.

Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan lelang SBSN sebelumnya (18/5) yang mencapai Rp 18,85 triliun. Hasil lelang kali ini sekaligus memutus perolehan tiga lelang SBSN sebelumnya yang selalu berada di kisaran Rp 18 triliun.

Dari penawaran yang masuk, pemerintah menyerap Rp 9,5 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari target indikatif yang sebesar Rp 7 triliun.


Baca Juga: Hasil lelang sukuk negara, pemerintah menyerap Rp 9,5 triliun

Analis Fixed Income MNC Sekuritas Made Adi Saputra melihat bahwa besarnya hasil lelang SBSN kali ini terimbas dari hasil positif lelang SUN pekan lalu. Ditambah lagi, Made menilai saat ini yield seri SBSN jauh lebih atraktif dibanding seri SUN.

“Kami lihat peserta lelang SBSN kali ini juga memburu yield yang lebih menarik, terlihat dari sisi penawaran masuk yang cukup besar. Selain itu, market juga cukup kondusif seiring dengan yield Indonesia yang bergerak turun dan rupiah menunjukkan kinerja positif dalam beberapa hari terakhir,” ujar Made kepada Kontan.co.id, Senin (18/5).

Mede menambahkan, kondisi saat ini telah membuat para investor lebih yakin untuk melakukan investasi. Namun dari pasar sekunder SBSN, Made menilai sejauh ini relatif belum banyak transaksi. Menurut dia, ini mengindikasikan sebagian pelaku pasar masih wait & see sembari melihat perkembangan kondisi pasar Indonesia ke depan.

Baca Juga: Kurs rupiah masih Rp 13.000-an per dollar AS, ini rate di money changer Jakarta

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menyebut, salah satu faktor yang membuat lelang kali ini memiliki hasil yang cukup besar adalah faktor penguatan rupiah. Pasalnya dengan membaiknya nilai tukar rupiah, permintaan terhadap surat utang pun kembali meningkat.

“Dengan semakin meningkatnya permintaan, yield pun semakin turun sehingga lelang pun menjadi lebih menarik dan kompetitif. Hanya saja sejauh ini investor asing belum sepenuhnya kembali masuk ke market Indonesia,” terang Ramdhan.

Ramdhan menyebut, pada lelang SBSN kali ini investor asing sudah mulai melirik pasar Indonesia meski dengan kehati-hatian yang tinggi. Meski dibukanya kembali aktivitas ekonomi berhasil menarik minat investor asing, Ramdhan menyebut penanganan kasus corona di Indonesia turut menjadi salah satu indikator bagi investor asing sebelum masuk.

Baca Juga: Likuditas Ketat, Emiten Ajukan Restrukturisasi Utang

“Dana asing pada lelang kali ini hanya berkisar 30%, padahal dalam kondisi normal angka tersebut bisa di atas 40%. Jika ingin kembali ke level normal, pemerintah tak hanya membuka aktivitas ekonomi, namun juga harus bisa membuktikan penanganan (kasus corona) jika ingin menarik minat investor,” tambah Ramdhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati