Pasar obligasi berpotensi reli jangka pendek



JAKARTA. Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) menempatkan Indonesia pada investment grade dengan menaikkan peringkat Indonesia pada level BBB-/stable outlook pada 19 Mei 2017. S&P mengekor Moody's Investors Service dan Fitch Ratings yang sudah lebih dulu menyematkan status layak investasi kepada Indonesia. Peringkat itu masih dalam lower medium grade namun sudah termasuk dalam kelompok surat utang yang layak investasi. 

Adrian panggabean, Chief Economist Bank CIMB Niaga, mengatakan, dengan rating upgrade saya perkirakan inflow di pasar obligasi akan lebih besar. Bond yield 10 tahun hari ini, (19/5) langsung turun ke arah 6,9% dan bisa turun ke arah 6,7% dalam jangka pendek. Itu artinya bond rally masih bisa terus berlanjut dalam jangka pendek.

Penurunan yield obligasi akan berpengaruh pada makin terbukanya prospek penurunan suku bunga. Naiknya rating Indonesia akan berpengaruh positif juga ke equity market sehingga secara keseluruhan dari dana masuk di pasar obligasi maupun pasar saham, maka rupiah diperkirakan akan tetap stabil sepanjang 2017.


Secara perhitungan Real Effective Exchange Rate (REER) rupiah saat ini masih 5%-10% undervalued. Secara perhitungan Nominal Equilibrium Exchange Rate (NEER) rupiah saat ini kurang lebih 20% undervalued. "Artinya potensi rupiah stabil atau sedikit menguat dari level saat ini masih terbuka," ujarnya kepada KONTAN. 

Dengan status Indonesia sebagai investment grade country maka semakin terbuka akses korporasi indonesia mendapatkan pendanaan lebih murah di luar negeri. Weight indonesia dalam benchmark emerging market akan semakin besar yang artinya suku bunga indonesia akan terus terdorong ke bawah.

Sementara, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menyatakan, setelah Indonesia memperoleh status investment grade dari ketiga lembaga rating utama, semakin menegaskan pengakuan dunia internasional terhadap keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi. Indonesia juga berhasil menjaga sistem keuangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.

"Kami yakin bahwa optimisme terhadap perkembangan ekonomi Indonesia ini juga dirasakan oleh pelaku pasar dan stakeholder terkait lainnya. Untuk itu, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas makroekonomi guna mendukung berlanjutnya upaya reformasi struktural pemerintah dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Agus dalam rilis BI yang diterima KONTAN.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini