JAKARTA. Koreksi bursa saham sepekan terakhir membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kondisi minus sepanjang tahun ini (year to date/ytd). Meski terkena dampak dari koreksi tersebut, pasar obligasi masih bisa bertahan dengan memberi imbal hasil (return) positif ytd. Di saat kinerja IHSG minus 2,69% ytd, kinerja pasar obligasi positif dengan ditandai INDOBEX Composite Total Return yang masih memberi return 4,03% ytd menjadi 182,98 per akhir pekan lalu (30/4). Analis obligasi Sucorinevst Central Gani Ariawan mengatakan faktor utama masih tumbuhnya pasar obligasi disebabkan tingkat yield Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun 2015 masih lebih tinggi dibanding sekarang. “Mengapa saat ini masih rendah? Karena saat ini investor asing di pasar SUN tidak panik seperti di pasar saham,” terangnya. Menurutnya ketidak panikan investor asing disebabkan oleh karakteristik investasi antara obligasi dengan saham yang cukup berbeda. “Investor obligasi khususnya SUN mendapat jaminan langsung oleh negara. Sedangkan di pasar saham investor hanya bergantung pada kinerja emiten,” papar Ariawan. Tingkat risiko yang cukup minim inilah yang menyebabkan investor asing tidak menarik dana secara besar-besaran di pasar obligasi. Analis BNI Securities, I Made Adi Saputra juga mengatakan kinerja pasar obligasi tertopang oleh ketidak panikan investor. “Fundamentalnya sama antara saham dan obligasi yakni ada perlambatan ekonomi di kuartal I-2015. Namun di pasar obligasi horizon investasinya jangka panjang karena investor institusi. Sehingga mereka tidak panik,” ujar Made. Ia menambahkan aksi jual investor asing di pasar obligasi saat ini hanya berlangsung sementara. Hal tersebut dapat terlihat dari kinerja rupiah yang tidak terkoreksi dalam menyusul memburuknya pasar obligasi. Artinya, lanjut Made, investor asing hanya menjual kepemilikan SUN mereka namun tidak mengkonversi dananya menjadi dollar Amerika Serikat (AS). Dengan begitu ia memprediksi investor asing hanya keluar sebentar menunggu situasi aman dan akan masuk kembali jika pasar obligasi sudah mulai stabil.
Pasar obligasi diprediksi masih akan positif
JAKARTA. Koreksi bursa saham sepekan terakhir membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kondisi minus sepanjang tahun ini (year to date/ytd). Meski terkena dampak dari koreksi tersebut, pasar obligasi masih bisa bertahan dengan memberi imbal hasil (return) positif ytd. Di saat kinerja IHSG minus 2,69% ytd, kinerja pasar obligasi positif dengan ditandai INDOBEX Composite Total Return yang masih memberi return 4,03% ytd menjadi 182,98 per akhir pekan lalu (30/4). Analis obligasi Sucorinevst Central Gani Ariawan mengatakan faktor utama masih tumbuhnya pasar obligasi disebabkan tingkat yield Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun 2015 masih lebih tinggi dibanding sekarang. “Mengapa saat ini masih rendah? Karena saat ini investor asing di pasar SUN tidak panik seperti di pasar saham,” terangnya. Menurutnya ketidak panikan investor asing disebabkan oleh karakteristik investasi antara obligasi dengan saham yang cukup berbeda. “Investor obligasi khususnya SUN mendapat jaminan langsung oleh negara. Sedangkan di pasar saham investor hanya bergantung pada kinerja emiten,” papar Ariawan. Tingkat risiko yang cukup minim inilah yang menyebabkan investor asing tidak menarik dana secara besar-besaran di pasar obligasi. Analis BNI Securities, I Made Adi Saputra juga mengatakan kinerja pasar obligasi tertopang oleh ketidak panikan investor. “Fundamentalnya sama antara saham dan obligasi yakni ada perlambatan ekonomi di kuartal I-2015. Namun di pasar obligasi horizon investasinya jangka panjang karena investor institusi. Sehingga mereka tidak panik,” ujar Made. Ia menambahkan aksi jual investor asing di pasar obligasi saat ini hanya berlangsung sementara. Hal tersebut dapat terlihat dari kinerja rupiah yang tidak terkoreksi dalam menyusul memburuknya pasar obligasi. Artinya, lanjut Made, investor asing hanya menjual kepemilikan SUN mereka namun tidak mengkonversi dananya menjadi dollar Amerika Serikat (AS). Dengan begitu ia memprediksi investor asing hanya keluar sebentar menunggu situasi aman dan akan masuk kembali jika pasar obligasi sudah mulai stabil.