JAKARTA. Prospek pasar obligasi Indonesia dalam jangka panjang masih tetap memikat meski sekarang tengah terteken akibat inflasi tinggi dan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate. Fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik membuat pasar surat utang Indonesia masih lebih menarik ketimbang negara-negara lain di satu kawasan. Kondisi ini akan menguntungkan Indonesia jika proyek integrasi pasar modal se-Asia Tenggara atau yang kerap disebut ASEAN Linkage mulai diberlakukan pada tahun 2015 kelak. Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) mengatakan, adanya integrasi tersebut mengakibatkan persaingan semakin ketat sehingga mendorong fee atau biaya transaksi menjadi lebih murah. Di lain sisi, obligasi Indonesia memberikan return yang lebih menarik bagi investor ketimbang negara-negara di satu kawasan.
Pasar obligasi Indonesia masih menarik
JAKARTA. Prospek pasar obligasi Indonesia dalam jangka panjang masih tetap memikat meski sekarang tengah terteken akibat inflasi tinggi dan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate. Fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik membuat pasar surat utang Indonesia masih lebih menarik ketimbang negara-negara lain di satu kawasan. Kondisi ini akan menguntungkan Indonesia jika proyek integrasi pasar modal se-Asia Tenggara atau yang kerap disebut ASEAN Linkage mulai diberlakukan pada tahun 2015 kelak. Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) mengatakan, adanya integrasi tersebut mengakibatkan persaingan semakin ketat sehingga mendorong fee atau biaya transaksi menjadi lebih murah. Di lain sisi, obligasi Indonesia memberikan return yang lebih menarik bagi investor ketimbang negara-negara di satu kawasan.