JAKARTA. Pasar obligasi masih lesu darah. Pada penutupan kemarin (29/8), Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA), acuan harga obligasi pemerintah di pasar sekunder berada di level 107,3 atau turun 127 basis poin (bps) dari akhir pekan lalu, Jumat (24/8).Koreksi IDMA banyak disumbang oleh penurunan harga seri-seri Surat Utang Negara (SUN) jangka panjang. Seri FR0058 bertenor 20 tahun, di periode yang sama berada di level 113,87 atau turun 213 bps dari akhir pekan lalu. Begitu juga dengan SUN seri FR0060 bertenor 5 tahun yang sudah turun 200 bps ke level 105 di penutupan, Rabu (29/8).Pengamat Pasar Obligasi Imam MS menganalisa, kejatuhan yang terus menerus pada harga obligasi pemerintah, disebabkan adanya sentimen negatif berupa prediksi pelemahan rupiah yang akan berlanjut lebih dalam."Kekhawatiran anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar berasal dari defisit transaksi berjalan selama dua kuartal ini," jelas Imam kepada KONTAN, Kamis (30/8).Dia menambahkan, implikasi pelemahan rupiah berkorelasi dengan keuntungan yang diperoleh dari investasi atas SUN, yang secara otomatis akan berkurang. Terlebih bagi investor asing yang nilai tukar mata uang sangat berpengaruh terhadap nilai investasi mereka. "Jika nilai rupiah rendah, maka mereka akan merugi saat mengkonversikannya lagi ke dollar AS," jelas Imam.Oleh karena itu, sampai akhir pekan ini, Imam memprediksi, tren pasar obligasi masih turun. Memang, pada awal transaksi pagi ini pasar obligasi sedikit rebound, namun sifatnya hanya sementara.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasar obligasi masih lesu
JAKARTA. Pasar obligasi masih lesu darah. Pada penutupan kemarin (29/8), Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA), acuan harga obligasi pemerintah di pasar sekunder berada di level 107,3 atau turun 127 basis poin (bps) dari akhir pekan lalu, Jumat (24/8).Koreksi IDMA banyak disumbang oleh penurunan harga seri-seri Surat Utang Negara (SUN) jangka panjang. Seri FR0058 bertenor 20 tahun, di periode yang sama berada di level 113,87 atau turun 213 bps dari akhir pekan lalu. Begitu juga dengan SUN seri FR0060 bertenor 5 tahun yang sudah turun 200 bps ke level 105 di penutupan, Rabu (29/8).Pengamat Pasar Obligasi Imam MS menganalisa, kejatuhan yang terus menerus pada harga obligasi pemerintah, disebabkan adanya sentimen negatif berupa prediksi pelemahan rupiah yang akan berlanjut lebih dalam."Kekhawatiran anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar berasal dari defisit transaksi berjalan selama dua kuartal ini," jelas Imam kepada KONTAN, Kamis (30/8).Dia menambahkan, implikasi pelemahan rupiah berkorelasi dengan keuntungan yang diperoleh dari investasi atas SUN, yang secara otomatis akan berkurang. Terlebih bagi investor asing yang nilai tukar mata uang sangat berpengaruh terhadap nilai investasi mereka. "Jika nilai rupiah rendah, maka mereka akan merugi saat mengkonversikannya lagi ke dollar AS," jelas Imam.Oleh karena itu, sampai akhir pekan ini, Imam memprediksi, tren pasar obligasi masih turun. Memang, pada awal transaksi pagi ini pasar obligasi sedikit rebound, namun sifatnya hanya sementara.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News