Pasar obligasi menjadi serbuan investor



JAKARTA. Minat investor memburu obligasi sungguh besar. Lihat saja, jualan surat utang negara (SUN) yang laris manis, kemarin. Pada lelang SUN, Kamis (14/2), total permintaan yang masuk mencapai Rp 29,36 triliun.

Angka ini empat kali lipat dari target awal pemerintah Rp 7 triliun. Pemerintah akhirnya mengambil Rp 9,95 triliun.

Economist PT Bank Internasional Indonesia (BII) Josua Pardede mengatakan, ramainya permintaan obligasi dipicu masuknya aliran dana asing akibat kondisi global yang belum membaik. "Produk domestik bruto Amerika Serikat (AS) turun sehingga investor asing masuk ke Indonesia sebagai salah satu emerging market," kata Josua, Kamis (14/2).

Ia memprediksi, dana asing masih akan deras masuk di semester I tahun ini. Dia menduga, kondisi global baru membaik di semester II, sehingga asing mulai mempertimbangkan lagi kebijakan investasi mereka.

Dus, ini menjadi peluang bagi pemerintah maupun korporasi menggeber sumber pendanaan dari surat utang di tahun ini. Pasar obligasi pun bakal semakin semarak.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menduga, investor lokal dan asing masih akan menyerbu pasar obligasi. Prediksi dia, obligasi negara bakal menadah dana investor Rp 281 triliun di tahun ini. Sedangkan obligasi korporasi akan menyedot dana hingga Rp 70 triliun - Rp 75 triliun.

Makin rendahnya yield SUN mendorong investor beralih ke obligasi korporasi. "Untuk fresh money, cenderung masuk ke obligasi korporasi. Investor tidak perlu rating AAA, yang penting rating investment grade sudah diambil oleh investor," tutur Lana.

Wakil Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto memperkirakan, capital inflow masih akan berlansung seiring berkurangnya krisis di AS dan Eropa. "Masih akan terjadi inflow besar meski belum tentu sebesar tahun sebelumnya," kata Rahmat.

Analis Obligasi BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo, menduga, banyaknya penerbitan obligasi di tahun ini mengakibatkan investor akan menjadi lebih selektif. Toh, meski surat utang membanjir, tidak akan terjadi perebutan dana. Masing-masing investor sudah memiliki strategi untuk diversifikasi portofolio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati