JAKARTA. Menjelang pengumuman data inflasi bulan Oktober, harga obligasi melesat tajam sampai pembukaan pagi ini, Kamis (1/11).Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ikhsan menguraikan, transaksi mulai ramai kembali di pembukaan pagi hari ini (1/11). "Semua tenor obligasi pemerintah merata mulai naik dengan offshore (investor asing) menyerbu pasar tercatat di daftar transaksi," kata Ikhsan kepada KONTAN (1/11).Misalnya saja harga FR0065, bertenor 21 tahun yang sudah naik ke level 103 dari posisi penutupan kemarin di 102,8, level tertinggi setelah penerbitan 2012, untuk biddingnya (permintaan). Demikian juga dengan FR0066 bertenor 6 tahun yang juga di 99,7, yang juga merupakan posisi tertinggi tahun ini.Kata Ikhsan, sepertinya investor sudah memprediksi dan merespon perkiraan data inflasi yang rendah di Oktober. "Inflasi Oktober diperkirakan 0,04% untuk month to month (m o m)," jelasnya Ikhsan. Walaupun memang prediksi inflasi Oktober masih lebih tinggi dari riil inflasi September yang sebesar 0,01% (m o m). Namun, "Level 0,04% masih dianggap rendah oleh investor, mengingat ekspektasi suku bunga yang tetap 5,75% sampai akhir tahun," jelasnya.Ikhsan menduga, harga akan terus naik sampai pengumuman inflasi oleh Badan pusat Statistik (BPS) nanti. Malahan setelah realisasi angka inflasi, kemungkinan pergerakannya akan mulai terbatas kearah koreksi.Untuk hari ini, Ikhsan memperkirakan potensi kenaikan semua seri obligasi pemerintah akan naik sekitar 75 bps. "Angka inflasi merupakan perhatian yang penting bagi pelaku pasar obligasi, mengingat dengan suku bunga yang tetap, nilai tidak akan terkoreksi karena tingginya inflasi. Apalagi jika neraca perdagangan tercatat surplus kembali, kemungkinan pasar obligasi lanjut reli," urai Ikhsan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pasar obligasi naik jelang pengumuman inflasi
JAKARTA. Menjelang pengumuman data inflasi bulan Oktober, harga obligasi melesat tajam sampai pembukaan pagi ini, Kamis (1/11).Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ikhsan menguraikan, transaksi mulai ramai kembali di pembukaan pagi hari ini (1/11). "Semua tenor obligasi pemerintah merata mulai naik dengan offshore (investor asing) menyerbu pasar tercatat di daftar transaksi," kata Ikhsan kepada KONTAN (1/11).Misalnya saja harga FR0065, bertenor 21 tahun yang sudah naik ke level 103 dari posisi penutupan kemarin di 102,8, level tertinggi setelah penerbitan 2012, untuk biddingnya (permintaan). Demikian juga dengan FR0066 bertenor 6 tahun yang juga di 99,7, yang juga merupakan posisi tertinggi tahun ini.Kata Ikhsan, sepertinya investor sudah memprediksi dan merespon perkiraan data inflasi yang rendah di Oktober. "Inflasi Oktober diperkirakan 0,04% untuk month to month (m o m)," jelasnya Ikhsan. Walaupun memang prediksi inflasi Oktober masih lebih tinggi dari riil inflasi September yang sebesar 0,01% (m o m). Namun, "Level 0,04% masih dianggap rendah oleh investor, mengingat ekspektasi suku bunga yang tetap 5,75% sampai akhir tahun," jelasnya.Ikhsan menduga, harga akan terus naik sampai pengumuman inflasi oleh Badan pusat Statistik (BPS) nanti. Malahan setelah realisasi angka inflasi, kemungkinan pergerakannya akan mulai terbatas kearah koreksi.Untuk hari ini, Ikhsan memperkirakan potensi kenaikan semua seri obligasi pemerintah akan naik sekitar 75 bps. "Angka inflasi merupakan perhatian yang penting bagi pelaku pasar obligasi, mengingat dengan suku bunga yang tetap, nilai tidak akan terkoreksi karena tingginya inflasi. Apalagi jika neraca perdagangan tercatat surplus kembali, kemungkinan pasar obligasi lanjut reli," urai Ikhsan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News