Pasar obligasi tetap prospektif hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi sumringah. Indeks obligasi korporasi dan negara kompak mencetak rekor pada pertengahan pekan ini. 

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama menjelaskan, tren yield treasury bond Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun sejak Maret kemarin turun dari 1,7% menjadi 1,6%. "Ini memicu kenaikan harga obligasi di Indonesia," ujar Wawan, Kamis (3/6).

Setali tiga uang, Darma Yudha Head of Fixed Income Trimegah AM menyebut, ada dua faktor yang mendorong pergerakan tersebut. "Masing-masing dari sentimen asing dan domestik," ujar Darma.


Sebelumnya sempat timbul ekspektasi kenaikan inflasi AS sehingga yield treasury bond sempat naik ke level 1,8%. Tapi, saat ini sudah mulai stabil di kisaran 1,6%.

Baca Juga: Ini penyebab indeks obligasi sempat mencetak rekor

Kemudian, hampir di seluruh dunia, suku bunga berada dalam tren rendah. Cuma memang,  sejumlah negara sempat menaikkan suku bunga lantaran yield suku bunga secara riil lebih rendah dibanding tingkat inflasi.

Berbeda dengan Indonesia, inflasi masih rendah. Defisit anggaran pemerintah juga tidak selebar negara-negara tersebut. 

Selain itu, yield SUN tenor 10 tahun saat ini masih di kisaran 6,4%. "Secara rating, kita juga lebih baik sehingga secara valuasi murah. Ini yang dilihat oleh investor asing," terang Darma.

Baca Juga: Pemerintah menerbitkan sukuk global senilai US$ 3 miliar

Investor asing juga melihat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia lebih baik. Ini tercermin dari program vaksinasi yang masif dan angka kasus positif yang belum terlihat naik signifikan dua minggu setelah libur lebaran.

Darma memperkirakan yield SUN tenor 10 tahun bisa turun ke level 5,75% hingga akhir tahun. "Jadi, masih ada upside 3%-4% lagi, dengan catatan pandemi tertangani dengan baik," tandas Darma.

Menurutnya, obligasi korporasi maupun pemerintah tetap bisa menjadi pilihan. Cuma memang, obligasi korporasi memiliki risiko, namun mampu menawarkan imbal hasil tinggi, Sedang obligasi pemerintah bisa dibilang zero risk, tapi kuponnya rendah.

Menurut Wawan, yield SUN hingga akhir tahun berpotensi menyentuh level 6%. Senada dengan Darma, obligasi korporasi memberikan kupon lebih tinggi. "Namun, di masa pandemi, investor cenderung mengutamakan keamanan yang mana potensi gagal bayar SUN bisa dibilang nol," terang Wawan.

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) bakal terbitkan obligasi global, begini rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati