Pasar optimistis, lelang sukuk perdana laris



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berhasil memperoleh dana sebesar Rp 13 triliun dari total penawaran Rp 32,27 triliun pada lelang sukuk negara yang berlangsung Selasa (9/1). Optimisme investor yang besar membuat lelang sukuk perdana di tahun ini tergolong laris.

Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan mengatakan, di awal tahun, likuiditas pasar obligasi secara umum masih sangat baik. Hal ini lantaran pada masa tersebut investor sedang gencar-gencarnya memperbarui portofolio investasi. “Salah satu caranya adalah masuk lewat lelang,” katanya.

Antusiasme investor terhadap pelaksanaan lelang sukuk juga tak lepas dari efek kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings. Di samping itu, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah juga masih terjaga di level yang stabil di awal tahun. Alhasil, tingkat kepercayaan investor, terutama asing, terhadap iklim investasi Indonesia masih cukup positif.


Mengutip Ditjen Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan, SPNS10072018 dan PBS016 menjadi dua seri dengan penawaran terbesar dalam lelang sukuk, hari ini. Secara berturut-turut kedua seri tersebut mendapat penawaran masuk sebesar Rp 10,64 triliun dan Rp 7,19 triliun.

Menurut Ariawan, kedua seri tersebut wajar diburu investor. Pasalnya, tipikal investor yang berkecimpung di pasar obligasi syariah cenderung akan menahan instrumen hingga jatuh tempo. “Karena likuiditas sukuk tidak sebagus SUN, makanya investor lebih memprioritaskan seri jangka pendek,” terangnya.

Ke depan, Ariawan yakin lelang surat berharga negara, baik konvensional maupun syariah, akan tetap berlangsung ramai. Meningkatnya dana kelolaan dari sejumlah lembaga asuransi, pengelola reksadana, dan dana pensiun membuat kebutuhan akan surat utang akan semakin besar pada tahun ini.

Selain itu, kondisi ekonomi dalam negeri yang masih stabil juga mendukung kelangsungan lelang. Di sisi lain, tekanan dari global cenderung berkurang sejak akhir tahun lalu dan diperkirakan masih akan berlanjut secara jangka pendek.

“Sentimen eksternal utama masih dari Amerika, namun mereka belum menemukan momentum lagi semenjak Fed Fund Rate naik dan undang-undang pajak diresmikan bulan lalu,” ungkap Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini