KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan pasar otomotif Indonesia tentu mendapat sorotan dari sejumlah emiten produsen komponen. Mereka menyiapkan sejumlah langkah agar kinerjanya tetap tumbuh di tengah lesunya pasar kendaraan bermotor Tanah Air. Sebagaimana diketahui, penjualan
wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional menurun 19,4%
year on year (yoy) menjadi 408.012 unit pada Januari-Juni 2024 berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga melaporkan penurunan penjualan motor nasional 0,97% yoy menjadi 3,17 juta unit hingga akhir Juni 2024. Manajemen PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengaku, penurunan penjualan mobil dan motor nasional berdampak pada bisnis manufaktur komponen dan suku cadang perusahaan tersebut yang menyasar segmen
Original Equipment Manufacturer (OEM). Namun, hal ini masih bisa diimbangi oleh performa bisnis trading AUTO yang menyasar segmen
replacement di pasar domestik dan ekspor yang diklaim tetap tumbuh positif.
"Kami harap pada semester II-2024 ada perbaikan daya beli masyarakat agar penjualan otomotif kembali pulih dan kinerja perusahaan juga ikut tumbuh," kata Sophie Handili, Direktur Astra Otoparts, Kamis (11/7).
Baca Juga: Ada Restrukturisasi Produksi di Thailand, Honda Pastikan Bisnisnya di Indonesia Aman Dalam catatan KONTAN, proyeksi penjualan kendaraan bermotor menjadi acuan target kinerja AUTO di bisnis manufaktur, sedangkan target kinerja perusahaan di bisnis trading mengikuti arah pertumbuhan ekonomi nasional. Lantas, AUTO berusaha melakukan diversifikasi bisnis seperti produksi perangkat medis, komponen industri, dan komponen alat berat. Untuk bisnis trading, emiten ini terus menambah jumlah
outlet Shop & Drive dan Astra Otoservice sekaligus mendongkrak penjualan ekspor. Tak ketinggalan, AUTO juga aktif melakukan lokalisasi dan pencarian bahan baku secara
multisourcing untuk menekan efek pelemahan kurs rupiah. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berharap permintaan pasar otomotif akan segera pulih seiring stabilnya kondisi politik Indonesia paska Pemilu 2024, sehingga memberi keyakinan bagi konsumen untuk membeli mobil baru. Selain itu, adanya kebijakan pemenuhan kewajiban Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dapat memacu permintaan produk komponen lokal yang disediakan BOLT. BOLT sendiri menargetkan pertumbuhan penjualan 15% menjadi Rp 1,7 triliun pada 2024. Emiten tersebut juga mengincar pertumbuhan laba bersih dua digit pada tahun ini. "Diversifikasi ke pasar luar negeri serta ke sektor infastruktur dan
general industry menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan," ujar Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya, Rabu (10/7). Selain itu, BOLT juga mulai merambah ke bisnis komponen kendaraan listrik yang potensi permintaannya diprediksi akan terus meningkat. Dalam berita sebelumnya, BOLT telah memasok komponen seperti baut dan mur untuk merek-merek seperti Hyundai, Wuling, ALVA, Gesits, Selis, Volta, dan Electrum. Sementara itu, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) juga menyebut, kinerja bisnisnya sejalan dengan perkembangan pasar otomotif nasional. Sejauh ini, penjualan komponen DRMA didominasi oleh segmen kendaraan roda dua dengan porsi 60%, sedangkan kendaraan roda empat berkontribusi sebanyak 26%. Kendati industri otomotif sedang lesu, DRMA mengklaim tetap memperlihatkan keunggulan operasional dalam mengelola kualitas, biaya, dan pengiriman produk; meningkatkan pangsa pasar; hingga ekspansi ke pasar ekspor. "Kami yakin setidaknya dapat mempertahankan pendapatan seperti tahun sebelumnya," ucap Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso, Rabu (10/7). Sebelumnya, DRMA disebut menargetkan pertumbuhan top line dan bottom line sekitar 10% pada tahun ini. Lebih lanjut, DRMA telah melirik peluang di pasar ekspor. Pada Mei lalu, emiten ini melakukan ekspor perdana berupa produk wiring harness ke Amerika Serikat melalui perusahaan patungan Dharma Kyungshin Indonesia.
Di segmen kendaraan listrik, DRMA telah berinvestasi mengembangkan komponen seperti casing battery pack, high voltage cable, high voltage connector, battery pack 2W EV, dan brushless direct current motor. Komponen-komponen ini diterapkan pada sepeda motor konversi hingga charging station.
Baca Juga: Kemenperin Sebut Beberapa Negara Asia Tertarik Masuk ke Bisnis Kendaraan Listrik Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati