Pasar Polis membidik konsumen yang tidak mau ribet urus asuransi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar produk asuransi masih potensial di Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), baru 6,6% penduduk Indonesia yang punya polis asuransi. Masih sedikitnya masyarakat yang punya polis asuransi karena merasa masih tidak butuh, biaya polis yang mahal, dan klaim yang sering kali rumit.

Hambatan inilah yang coba dipecahkan oleh Pasar Polis dengan memanfaatkan teknologi digital. "Asuransi merupakan produk yang penting dan positif untuk dimiliki," kata Cleosent Randing, Chief Executive Officer Pasar Polis kepada KONTAN, Rabu (5/2).
Cleosent mulai membuat aplikasi Pasar Polis pada 2015. Di aplikasi tersebut, masyarakat bisa memilih dan memiliki ragam produk asuransi dengan harga yang tidak terlalu mahal. Jenis polis ada asuransi kendaraan bermotor, asuransi perjalanan atau travel, dan asuransi layar gadget. 
Ketiga produk asuransi tersebut punya tingkatan premi yang berbeda-beda, tergantung dari tenor perlindungan yang dipilih oleh konsumen. Kisaran preminya adalah mulai dari Rp 500 saja sampai ratusan ribu rupiah dengan tenor pilihan ada yang enam bulan atau 12 bulan.
 
Supaya layanan yang ada di Pasar Polis bisa diakses dengan gampang oleh konsumen, maka start up tersebut menjalin kerjasama dengan sejumlah mitra kerja, terutama perusahaan digital dan online. 
 
Ada Gojek, Tokopedia, Traveloka, Pegi-Pegi, Bukalapak, Citilink, Homecredit, Amartha, First Media dan lainnya. Secara total saat ini sudah ada 20 mitra yang bekerjasama dengan Pasar Polis. "Kerjasama tersebut untuk memberi rasa aman bagi pengguna platform ini," tambahnya. 
 
Saat konsumen ingin memakai asuransi di Pasar Polis, tinggal memilih saja produk perlindungan yang ingin dimiliki. Setelah mengisi jenis asuransi dan tenor perlindungan, maka total premi yang menjadi calon pengguna bakal terpampang di aplikasi tersebut. Lewat cara ini, pengguna asuransi tidak harus bertatap muka dengan para agen asuransi dan membuang-buang waktu.
 
Dengan layanan asuransi digital tersebut, saban bulan rata-rata Pasar Polis sanggup mendapatkan premi sebesar Rp 60 juta sepanjang tahun lalu. Melihat hasil yang positif tersebut, start up ini bakal terus berupaya menambah layanan asuransi mulai tahun ini. 
 
Misalnya saja produk asuransi kesehatan serta asuransi bencana seperti bencana banjir. "Peningkatan layanan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Dari situlah produk baru ada," katanya.
 
Ekspansi Pasar Polis ini tidak terlepas dari dukungan dana yang diperoleh pada Oktober 2017 dari tiga unicorn lokal, Gojek, Tokopedia dan Traveloka.    
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon