Pasar ponsel murah masih terbuka, Google luncurkan Wizphone



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar ponsel dan smartphone Indonesia dari hari ke hari semakin diramaikan oleh banyak varian produk. Yang terbaru ialah ponsel fitur besutan Google dengan nama Wizphone.

Belum lama ini Google memperkenalkan ponsel dengan kemampuan terbatas itu yang terpasang dengan Google Assistant secara built-in. Vice President Engineering Google Assistant, Scott Huffman di Jakarta beberapa hari lalu mengintroduksi sistem operasi Wizphone yang bernama KaiOS.

Sistem operasi di ponsel fitur tersebut berasal dari investasi Google sebesar Rp 314 miliar pada Juni 2018 lalu. Rencananya ponsel ini akan tersedia di ritel modern, salah satunya Alfamart.


Menanggapi hal tersebut, Ali Soebroto, Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (Aipti) pasar ponsel fitur sebenarnya masih cukup menjanjikan di Indonesia, dimana ketersediaan jaringan internet belum terlalu merata. "Tentunya (Google) menyasar negara-negara berkembang seperti di sini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/12).

Sasaran marketnya kemungkinan masyarakat memengah ke bawah di daerah-daerah. "Ponsel fitur atau yang 2G itu masih populer di para pedagang pasar misalnya. Yang penting fiturnya sederhana dan hemat baterai," tutur Ali.

Sebenarnya fenomena yang mirip dengan ponsel murah ini, menurut Ali, juga sempat ditemui di Amerika Serikat (AS) dimana terdapat pengembangan laptop murah dengan harga US$ 100 per unit saja. Mengenai apakah produk ini berpeluang sukses di pasaran, Ali mengatakan hal tersebut dikembalikan pada respon konsumen.

Persaingan antar merek

Soal kompetisi dengan banyaknya pemain ponsel di Indonesia, Aipti menilai pasar tidak semakin kecil namun masih berpeluang meluas dengan hadirnya pemain baru. Sebab saat ini tak jarang satu orang memiliki lebih dari satu ponsel atau smartphone.

Dari segi market, kata Ali, ponsel 2G/3G penjualannya hanya kisaran 10 juta unit per tahun. Masih di bawah smartphone 4G yang mendominasi market dalam negeri, dengan permintaan sekitar 50 juta - 60 juta unit per tahunnya.

Berbeda dengan Google, bagi Oppo Indonesia segmen menengah dinilai sebagai segmen yang masih terus bertumbuh, untuk itu perseroan getol bermain di segmen middle up phone. Aryo Meidianto, PR Manager Oppo setiap tahun akan terjadi perubahan dari pengguna pemula, pengguna ponsel fitur yang akan mulai berpindah ke segmen diatasnya, terutama mid range.

"Mereka berpindah karena adanya sisi edukasi yang sudah mereka peroleh tentang segmen ini yang menawarkan lebih banyak feature dan tentunya tingkat ekonomi yang membaik," kata Aryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .