Pasar potensial, e-commerce lokal terus tumbuh (1)



Pengguna media sosial dan internet yang terus bertumbuh mendukung pertumbuhan industri e-commerce di dalam negeri. Meski kontribusinya masih di bawah 1% dari total transaksi penjualan ritel, namun potensinya masih besar. Pertumbuhan transaksi pelaku e-commerce bisa mencapai triple digit di tahun ini. Investor asing pun masih akan gencar menyasar pasar lokal.  

Bisnis e-commerce di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Para pelaku e-commerce optimistis kontribusi transaksi di industri ini akan makin meningkat di tahun depan.

David Alexander, Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEa) mengatakan, tahun 2015 sampai 2018 merupakan tahun take off bagi industri e-commerce. Sebagai catatan, saat ini sudah ada 185 pelaku bisnis e-commerce yang bergabung dengan idEa. Jumlah ini tumbuh pesat dari hanya sepuluh anggota pada sepuluh tahun silam.


Beberapa anggota idEa melaporkan, tahun ini pertumbuhan transaksi mencapai triple digit. Meski begitu, menurut Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA) Daniel Tumiwa, jumlah transaksi e-commerce masih di bawah 1% dari total penjualan ritel. Namun, yang mendorong perkembangan industri e-commerce adalah kepercayaan konsumen yang makin terbentuk. Karena itu, investasi asing akan terus mengalir ke Indonesia.

Salah satunya Bridestory. Marketplace penyedia jasa pernikahan ini mendapatkan suntikan dari para investor asing di Agustus 2014, antara lain Sovereign’s Capital perusahaan ekuiti asal AS, disusul BEENOS Plaza, East Ventures, dan Fenox Modal Ventura menjadi co-investor.

Kevin Mintagara, CEO Bridestory bilang, alasan investor asing mau menanamkan modal ke bisnisnya karena potensi bisnis penyedia jasa pernikahan masih jarang di Indonesia. "Mereka juga lihat track record Bridestory yang cukup baik," katanya. Meski begitu porsi saham asing kecil dan tidak mendominasi.

Saat ini, kontribusi paling besar pendapatan Bridestory berasal dari jasa fotografi, diikuti dengan jasa sewa baju pengantin, dan wedding venue. Sejak berdiri pada April 2014 silam hingga bulan ini, jasa fotografi dari sisi inquiry menjadi yang tertinggi mencapai 40.000 sampai 50.000 permintaan.

Sementara, Elevenia, salah satu situs belanja online yang berdiri sejak Maret 2014 silam, telah berhasil menggandakan penjualan lima kali lipat dari tahun lalu.

Lila Nirmandari, Chief Financial Officer Elevenia, bilang, nilai transaksi paling banyak disumbang dari produk gadget seperti handphone, barang-barang elektronik, dan fesyen. "Targetnya penjualan hingga akhir tahun 2015 bisa mencapai target Rp 1,3 triliun," ujarnya.

Sementara itu, Aulia Marinto, pemilik situs blanja.com juga mengaku, produk yang paling banyak dicari yang berhubungan dengan gadget, elektronik serta fesyen & kecantikan. Produk smartphone memegang penjualan tertinggi. Berdiri sejak 11 bulan lalu, blanja.com sudah mampu menggaet 5.000 penjual. Dalam kurun waktu enam bulan sejak beroperasi, total transaksi penjualan di blanja.com sudah di atas Rp 150 miliar.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi