KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang optimistis pasar properti di Bali akan terus menggeliat, baik hunian maupun komersial. Perkembangan industri pariwisata menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis properti di Pulau Dewata tersebut. Optimisme tersebut salah satunya dirasakan Indonesia. Pengembang yang berbasis di Bali ini memperkirakan harga properti di Pulau Dewata bakal naik tahun depan didorong oleh kombinasi peningkatan pariwisata dan investasi asing. “Saat ini, Bali telah menjadi hot spot destinasi investasi properti, bukan hanya di Indonesia, namun juga di Asia,” ungkap Evgeny Obolentsev, General Manager NPG Indonesia, dalaï keterangannya, Senin (11/11).
Meski masih ada tantangan, seperti perubahan peraturan dan masalah lingkungan, menurutnya, daya tarik Bali sebagai pusat wisata terus mendorong tingkat permintaan. Selain itu, daya tarik budaya dan alam yang unik, terus menarik pembeli dari seluruh dunia,” tuturnya.
Baca Juga: Bukit Uluwatu Villa Optimistis Penuhi Target Tahun Ini Berdasarkan data perlintasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, kedatangan WNA ke Bali sepa njang delapan bulan pertama 2024 mencapai 4.465.685 orang, meningkat 22,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kunjungan turis asing didominasi dari negara Australia yang hampir mencapai 1 juta, diikuti India 347.469 orang, China 326.431 orang, Britania Raya 202.856 orang, dan Korea Selatan 192.728 orang. Menurut data terbaru dari REID (realinfo.id), harga rata-rata properti di Bali meningkat sebesar 7% setiap tahun selama lima tahun terakhir, di mana beberapa daerah mengalami tingkat pertumbuhan lebih tinggi. Data tersebut menunjukkan, properti Bali menawarkan imbal sewa (rental yield) tertinggi di Indonesia. Peningkatan signifikan dalam total pendapatan terjadi pada Juni 2024, yakni mencapai USD142 juta, atau tumbuh 33% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal ini juga menandai titik pendapatan tertinggi di semester I 2024. “Perlu dicermati dengan adanya pergeseran minat para wisatawan di bagian barat Bali, seperti Seseh, Kedungu, Cemagi, Nyanyi, dan Pererenan, menjadi salah satu tanda terbukanya peluang baru bagi sektor properti untuk terus berkembang,” tambah Evgeny.
Baca Juga: Pembangunan Properti di Bali Harus Mengedepankan Keseimbangan Dia mengatakan, bagi mereka yang kerap berkunjung ke Bali sejak lama, kawasan Sanur, Seminyak, dan Ubud tetap menjadi primadona. Namun bagi generasi yang lebih muda, mereka lebih meminati lokasi-lokasi baru yang lebih hijau dan akrab dengan alam Bali.
Didorong Infrastruktur
Lebih lanjut, Evgeny Obolentsev menilai rencana Pemerintah mempercepatan pembangunan infrakstruktur di Bali akanberperan penting dalam peningkatan harga properti di Bali. Seperti diketahui, Bali Urban Subway akan dibangun di bali yang dilakukan dalam empat fase. “Tentu saja, seperti pengalaman di kota-kota yang memiliki fasilitas MRT ataupun LRT, akan terjadi peningkatan harga properti di wilayah-wilayah yang dilewati oleh jalur transportasi publik tersebut,” ujar Evgeny. Evgeny menambahkan, NPG Indonesia dalam pengembangan real estat di Bali mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap proyek hunian yang dikembangkan. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Karena hal itulah yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali, yaitu alam dan budayanya. “Seperti halnya Ecoverse, proyek hunian premium yang sedang kami kerjakan dengan target penyelesaian di Kuartal Keempat 2025. Kami selalu mengaplikasikan beberapa fitur keberlanjutan seperti energi terbarukan di setiap unit melalui penggunaan panel tenaga surya, sistem pengolahan sampah, filter air osmosis, dan Rain Water Trap,” kata Evgeny.
Baca Juga: Tangkap Pasar Asing, Metropolitan Land (MTLA) Luncurkan Venya Villa Ubud Ecoverse merupakan kompleks hunian yang menghadirkan 34 unit apartemen serta 16 unit townhouse dengan 2 dan 3 lantai, yang memberikan kenyamanan luar biasa melalui fasilitas konstruksi berkualitas tinggi serta keharmonisan dengan alam sekitar. Selain itu, sebagian besar tenaga kerja yang membangun proyek Ecoverse merupakan tenaga kerja lokal. “Konsep kehidupan masyarakat Bali yang menitikberatkan hubungan manusia dengan sesama, alam, dan Tuhan ini mampu menumbuhkan toleransi dan rasa damai.Hal ini sangat penting bagi kami, agar tercipta keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali itu sendiri,” pungkas Evgeny . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk