Pasar Properti Diprediksi Masih Tersendat, Begini Rekomendasi Saham dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti diprediksi masih akan tertahan di 2023. Ketidakpastian ekonomi masih menjadi sentimen utama stagnannya sektor ini.

Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan, di 2023 pengembang menghadapi risiko kehilangan target pra penjualan (marketing sales). Sebagaimana tingkat hipotek mendekati 8%, tingkat bunga yang lebih tinggi membatasi pendapatan perusahaan.

"Berdasarkan proyeksi kami, untuk setiap kenaikan suku bunga 1% untuk pinjaman Rp 1 triliun dengan tenor 20 tahun (10 tahun fixed 7,98% dan 10 tahun floating 13,5%) dan 10% DP, akan ada peningkatan kewajiban hipotek bulanan sebesar Rp 576 ribu/bulan," tulisnya dalam riset Senin (2/1).


Di sisi lain, pasar properti juga masih menghadapi beberapa tantangan, yakni ketidakstabilan geopolitik, gangguan rantai pasokan, dan inflasi yang meningkatkan biaya hidup sehingga menggerus daya beli yang dibutuhkan untuk membeli properti.

Baca Juga: Permintaan Semen Diproyeksi Meningkat pada 2023, Berikut Saham Pilihan Analis

Juga, pemerintah tidak memiliki rencana lebih lanjut untuk melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN DTP) yang telah berakhir pada September 2022. Pemerintah hanya memperpanjang kebijakan LTV (0% DP), dan pihaknya menilai hal tersebut tidak cukup untuk membatasi risiko sektor properti.

Akibatnya, pasar bangunan tinggi dan residensial diperkirakan akan tetap datar tahun ini.

"Kami mengantisipasi bahwa penjualan pemasaran kira-kira akan berada di level tahun lalu," katanya.

Dengan demikian, MNC Sekuritas mengubah rekomendasi dari overweight menjadi netral outlook untuk sektor properti di 2023. Penilaian didasarkan pada rata-rata diskonto NAB berkisar antara 41% hingga 73%.

Dengan kontribusi sebesar 65% terhadap total penjualan pemasaran, menurut kami pasar residensial akan terus menjadi pemimpin industri. Pilihan utama MNC Sekuritas adalah BSDE dan CTRA dengan rating buy dan target harga masing-masing Rp 1.100 dan Rp 1.050.

Saham BSDE dipilih lantaran berniat membangun enam klaster hunian dengan kisaran harga menengah ke atas, dengan kisaran harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 29,1 miliar per unit. Dengan memperkenalkan blok ruko anyar di BSD City, BSDE juga menyediakan produk komersial.

Baca Juga: 10 Perusahaan Ini Akan IPO Saham Di BEI Januari 2023, Simak yang Prospeknya Bagus

Selanjutnya, TOD dengan luas lahan mencapai 108 ha juga akan dikembangkan oleh konsorsium Mitabana dan BSDE.

Untuk CTRA, perseroan berencana mengembangkan properti seluas 300 ha untuk proyek IKN.

"Namun, mengingat gambaran ekonomi makro yang lebih tidak pasti kami mengantisipasi bahwa penjualan pemasaran kira-kira akan berada di level tahun lalu," imbuhnya.

 
CTRA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi