KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan marketing sales Rp 2,28 triliun atau 67,5% dari target 2018. Capaian tersebut lebih rendah 22,1% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp 2,93 triliun. Meski begitu, Intiland berhasil meningkatkan kinerja pendapatan berkelanjutan (recurring income) 12,% menjadi Rp 595,7 miliar dari Rp 528,2 miliar pada tahun 2017. Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, capaian marketing sales tersebut hanya 67,5% dari target perseroan 2018 sebesar Rp 3,38 triliun. Penurunan marketing sales ini terutama disebabkan kondisi pasar properti yang kurang baik serta turunnya minat beli konsumen. “Pertumbuhan pasar properti sepanjang 2018 belum seperti yang dihadapkan para pelaku pasar. Minat beli konsumen dan investor turun signifikan dan cenderung mengambil sikap wait and see serta selektif dalam melakukan pembelian. Faktanya adalah pasar menunggu momentum terbaik untuk kembali melakukan transaksi pembelian dan investasi,” ungkap Archied dalam keterangan resminya, Selasa (22/1).
Pasar properti lesu, pendapatan Intiland (DILD) hanya 67,5% dari target 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan marketing sales Rp 2,28 triliun atau 67,5% dari target 2018. Capaian tersebut lebih rendah 22,1% dibandingkan 2017 yang mencapai Rp 2,93 triliun. Meski begitu, Intiland berhasil meningkatkan kinerja pendapatan berkelanjutan (recurring income) 12,% menjadi Rp 595,7 miliar dari Rp 528,2 miliar pada tahun 2017. Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, capaian marketing sales tersebut hanya 67,5% dari target perseroan 2018 sebesar Rp 3,38 triliun. Penurunan marketing sales ini terutama disebabkan kondisi pasar properti yang kurang baik serta turunnya minat beli konsumen. “Pertumbuhan pasar properti sepanjang 2018 belum seperti yang dihadapkan para pelaku pasar. Minat beli konsumen dan investor turun signifikan dan cenderung mengambil sikap wait and see serta selektif dalam melakukan pembelian. Faktanya adalah pasar menunggu momentum terbaik untuk kembali melakukan transaksi pembelian dan investasi,” ungkap Archied dalam keterangan resminya, Selasa (22/1).