Pasar Ragu The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ditutup Melemah Senin (2/9)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Senin (2/9). Sejumlah analis memperkirakan koreksi ini akan berlanjut pada perdagangan besok, Selasa (3/9).

Berdasarkan Bloomberg, nilai tukar ditutup melemah ke level Rp 15.525 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda terkoreksi 0,45% dibandingkan dengan penutupan Jumat (30/8) yang berada di Rp 15.455 per dolar AS. Sejalan, rupiah Jisdor BI juga melemah sekitar 0,40% secara harian ke level Rp 15.536 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa para pedagang di pasar keuangan kini mulai meragukan bahwa Federal Reserve (Fed) akan mengambil langkah-langkah agresif seperti memangkas suku bunga secara signifikan. Para pedagang kini mulai mengalihkan fokusnya ke laporan pekerjaan AS.


Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS juga naik ke level tertinggi pada Agustus. Hal ini semakin mengurangi ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 18 September nanti.

"Ekspektasi para pedagang yang memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin di bulan ini telah berkurang menjadi 33%, dibandingkan dengan kemungkinan pemangkasan seperempat poin yang sebesar 67%. Seminggu sebelumnya, ekspektasi untuk pemangkasan yang lebih besar adalah 36%," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (2/8).

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,40% ke Rp 15.536 Per Dolar AS Pada Senin (2/9)

Ibrahim menambahkan, rilis survei dari Reuters yang mencatat jumlah pekerjaan akan meningkat dari 114.000 pada bulan sebelumnya menjadi 165.000 pada bulan Agustus. Kemudian tingkat pengangguran turun menjadi 4,2% semakin memperkuat indeks dolar. 

Ditambah lagi aktivitas manufaktur China yang merosot ke level terendah dalam enam bulan akibat dari anjloknya harga di tingkat pabrik. 

Sementara itu dari sisi dalam negeri, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terkontraksi lebih dalam ke level 48,9 pada Agustus 2024 membawa rupiah ke level pelemahan.

Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, Senin (2/9/2024), indeks yang menggambarkan aktivitas manufaktur nasional itu turun dari bulan sebelumnya yang berada di level 49,3.

"Penurunan permintaan asing juga semakin cepat hingga paling tajam sejak bulan Januari 2023. Selain karena berkurangnya permintaan ekspor secara umum, beberapa panelis melaporkan bahwa tantangan pengiriman global membebani penjualan," lanjut Ibrahim. 

Dengan sejumlah sentimen ini, Ibrahim menilai pada perdagangan besok rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp 15.510 per dolar AS sampai Rp 15.590 per dolar AS. 

Baca Juga: Indonesia Catat Deflasi dalam Empat Bulan, BPS: Ini Bukan Pertama Kali

Pengamat Mata Uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas. Selain rupiah, menurutnya mata uang regional juga diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah data inflasi PCE pada hari Jumat lalu. 

"Investor pada umumnya akan wait and see di awal bulan serta data ekonomi seperti NFP pada akhir pekan ini. Ditambah lagi data resmi manufaktur China yang lebih lemah juga menekan sentimen regional," kata Lukman kepada KONTAN, Senin (2/8).

Oleh sebab itu Lukman memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 15.500 per dolar AS sampai Rp 15.600 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih