Pasar relatif stabil, AUM reksadana bisa kembali naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai stabilnya pasar finansial Indonesia diyakini akan membuat dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana kembali tumbuh positif di bulan Agustus.

Sebagai informasi, Infovesta Utama mencatat, dana kelolaan reksadana naik Rp 8,72 triliun pada bulan Juli lalu menjadi Rp 468,72 triliun. Adapun secara year to date (ytd), dana kelolaan reksadana sudah melonjak Rp 28,72 triliun. Nilai dana kelolaan ini belum termasuk reksadana berbasis dollar AS dan reksadana penyertaan terbatas.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana optimistis, dana kelolaan industri reksadana bisa kembali tumbuh pada bulan Agustus ini. Terlebih lagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat bergerak lebih stabil sepanjang bulan ini berlangsung. Jika IHSG mampu mempertahankan posisinya hingga akhir bulan, besar kemungkinan reksadana saham mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan paling tinggi.


Memang, industri reksadana belum sepenuhnya lepas dari risiko. Salah satu sentimen yang mendapat perhatian lebih adalah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September. Wawan bilang, sentimen tersebut bisa kembali memanas di pertengahan hingga akhir bulan nanti.

Namun, karena para investor sudah memprediksi frekuensi kenaikan suku bunga acuan AS di sisa tahun ini, tekanan akibat sentimen tersebut tidak akan terlalu membebani pasar finansial seperti yang terjadi pada kuartal kedua silam. Alhasil, nilai dana kelolaan reksadana masih bisa menanjak.

“Tekanannya mungkin tidak sebesar dahulu, apalagi inflasi masih rendah dan pertumbuhan ekonomi berhasil naik,” ucap Wawan, Jumat (10/8).

Senada, Farash Farich, Head of Investment Avrist Asset Management menilai, sekalipun pasar saham dan obligasi Indonesia kembali tertekan, dana kelolaan industri reksadana tak lantas mengalami penurunan.

Pasalnya, masih ada peluang peluncuran sejumlah reksadana terproteksi baru yang dapat mengangkat nilai dana kelolaan reksadana tersebut sekaligus mengimbangi potensi penurunan dana kelolaan reksadana saham dan pendapatan tetap.

“Ada kemungkinan investor segera merealisasikan keuntungan di bulan Juli-Agustus untuk kemudian diamankan di reksadana pasar uang dan terproteksi,” sambung Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Agung Jatmiko