Pasar rontok, imbal hasil unitlink jeblok



JAKARTA. Pamor unitlink masih buram. Koreksi di pasar saham membuat kinerja unitlink di segmen saham, campuran dan pendapatan tetap semakin tiarap.

Hingga awal pekan ini pun, Infovesta Utama mencatat, imbal hasil produk proteksi berbalut investasi saham ini secara keseluruhan minus 9,14% dari akhir 2014. Begitu juga jika dilihat tren bulanan, nyaris seluruh produk unitlink mencatatkan rapor merah.

Kinerja unitlink saham dalam rentang waktu kurang tiga minggu terakhir makin buntung. Per akhir Juli 2015 lalu, imbal hasil unitlink saham minus 11,3%. Saat ini, return unitlink tercatat minus 18,81% dari akhir 2014.


Sementara di unitlink campuran sedikit lebih beruntung. Secara month to month, return produk segmen ini tercatat hanya minus 4,75%. Namun, jika dilihat dari akhir 2014, imbal hasil unitlink campuran minus 7,5%.

Senasib dengan unitlink campuran, segmen pendapatan tetap juga masih minus meski angkanya kecil. Rata-rata, return unitlink pendapatan tetap turun 1,16% secara bulanan. Tetapi bila dihitung secara year to date sampai awal pekan ini, kinerja unitlink pendapatan tetap masih positif meski cuma 0,23%.

Meski kinerja unitlink mengendur, Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menilai bukan menjadi alasan untuk melakukan penarikan. Pelemahan indeks yang terjadi, sebaiknya tidak jadi patokan untuk mencairkan polis.

Wajar jika saat ini harga rendah mengikuti perlambatan ekonomi. "Bisa dimanfaatkan untuk akumulasi karena sifatnya forward looking," ujar Praska, Senin (24/8).

Ia menyebut, karakteristik dari unitlink baru akan maksimal untuk periode jangka panjang. Makanya kondisi yang terjadi saat ini sebaiknya dilihat secara hati-hati.

Begitu pula bila ingin berpindah ke unitlink jenis lain, semisal dari saham ke pendapatan tetap. Praska bilang, karakteristik dari nasabah yang bersangkutan dan jenis instrumen investasi harus bernar-benar dipahami.

"Bila nasabah sendiri bersifat agresif, sebaiknya jangan pindah ke fixed income," imbuh Praska.

Meski kinerja unitlink masih meradang, nasabah masih berpegang teguh tidak akan mencairkan polisnya. Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, Hendrisman Rahim mengatakan sejauh ini belum ada tren penarikan polis.

Menurut Hendrisman, nasabah yang membeli produk unitlink paham dengan sisi proteksi. Selain itu, mereka juga mengerti jika jenis investasi unitlink untuk jangka panjang. "Kami masih optimis tis terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Direktur Investasi Allianz Life Alan Darmawan jug yakin, jika kinerja unitlink bakal membaik di akhir tahun ini. Pemilihan portofolio saham merupakan kunci unitlink Allianz Life masih bisa di atas pertumbuhan IHSG.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri