KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham yang penuh ketidakpastian akibat sentimen ekonomi global memengaruhi tren penempatan dana nasabah tajir di perbankan. Sementara waktu, instrumen pasar uang akan menjadi andalan. General Manager Divisi Wealth Management BNI, Henny Eugenia menyebut, koreksi pasar saham memang berdampak terhadap volume transaksi investasi dari nasabah tajir BNI. Namun, ia mengklaim sebagian nasabah justru memanfaatkan momentum ini untuk mencari peluang masuk di harga yang lebih rendah.
Baca Juga: BI: Neraca Pembayaran 2023 Masih Mungkin Surplus "Sejalan prediksi institusi finansial lain, kami percaya di tahun 2023 pergerakan pasar sudah dapat diantisipasi," ujar Henny pada Jumat (20/1). Ia menyatakan, di tengah tren tingkat suku bunga yang naik, produk simpanan menjadi alternatif penempatan dana nasabah. Khususnya untuk investor yang sedang
wait and see atau dengan tujuan untuk portofolio
rebalancing. "Hal ini menurut kami tidak akan berlangsung lama, saat pasar sudah kondusif, investor akan kembali masuk ke instrumen investasi. Penempatan dana nasabah prioritas, baik di produk simpanan maupun produk lainnya seperti investasi dan asuransi kami proyeksikan tumbuh lebih agresif di tahun 2023," jelasnya. Pada 2022, seiring peningkatan dana kelolaan
wealth management di BNI, pertumbuhan dana simpanan juga mengalami kenaikan 12%
year on year (yoy). Dana kelolaan berbasis investasi tumbuh lebih dari 22%.
Baca Juga: Antisipasi Pasar yang Fluktuatif, Nasabah Tajir Parkir Dana di Instrumen Konservatif Adapun Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel Bank Tabungan Negara (BTN), Jasmin memproyeksi, portofolio nasabah prioritas bergeser ke aset yang lebih konservatif dan stabil, sebagai contoh obligasi pemerintah.
"Pertumbuhan bisnis
wealth management diproyeksikan naik 20% di 2023 dengan berfokus pada bancassurance dan obligasi pemerintah," papar Jasmin. Pertumbuhan jumlah nasabah prioritas naik 17% yoy pada tahun lalu. Adapun pertumbuhan dana kelolaan BTN sebesar 12% yoy per 2022. Direktur Sales & Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI), Anton Sukarna menyatakan pada 2022, nasabah prioritas BSI naik 25,77%
year to date (ytd) dengan total aset naik 18,86% ytd. Bisnis
wealth management diharapkan dapat tumbuh 30% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli